"Tapi, kenapa kopi buatanmu sangat enak. Bahkan buatan sekretarisku saja kalah."
"Terimakasih pujiannya, Tuan."
"Tidak, seharusnya aku yang berterimakasih telah membuatkan kopi seenak ini."
"Sama-sama, Tuan."
Steve kembali meminum cairan hitam pekat tersebut. Kali ini lebih banyak, bahkan hampir menghabisi setengah dari cangkir kopi tersebut. Setelah itu, dia menaruh cangkir tersebut.
"Kalau begitu, saya pamit undur diri, Tuan."
"Kau mau pergi ya? Tunggu sebentar.", Steve membuka bupet mejanya dan mengambil sebuah paper bag berwarna hitam. "Berikan ini ke sekretarisku. Katakana padanya aku ingin melihatnya menggunakan pakaian ini."
"Tentu saja, Tuan."
Margaret mengambil paper bag tersebut lalu membalikan tubuh untuk pergi. Tapi, ia sengaja memperlambat langkahnya dan tersenyum miring.