Tiga hari telah berlalu, selama itu juga CL berdiam diri di rumah. Menghabiskan waktu dengan membaca buku, berolahraga, berenang, dan lainnya adalah kegiatan yang bisa dilakukan oleh CL saat itu juga. Sebenarnya dia sudah bisa bekerja atau melakukan aktivitas seperti biasanya, tapi kedua orang tua CL melarang supaya kesehatannya seratus persen kembali. Dan akhirnya LJ lah yang menangani seluruh pekerjaan CL untuk sementara waktu.
Saat ini CL sedang duduk di ruang keluarga dan duduk di salah satu sofa single yang berada disana. Dia mengenakan hoodie teletubbies berwarna merah dengan ukuran oversize, dungarees berwarna baby blue, dan sepasang kaus kaki putih polos yang menyelimuti kedua kaki CL. Setoples kaca cookies disimpan ditengah kedua kaki CL yang melingkar dan segelas susu murni terdapat di meja. Anak perempuan itu sedang menonton film sambil menikmati keduanya. Mungkin setiap orang yang melihatnya beranggapan bahwa CL adalah anak perempuan yang lucu juga imut dan melupakan posisinya sebagai panglima besar yang tegas.
Menghabiskan waktu sendirian di rumah sangat membosankan. Dia ingin sekali memanggil Alex dan LJ untuk bermain bersama di rumahnya, tapi karena pekerjaan yang menuntut jadi dia tidak bisa melakukannya. Bisa saja dia meminta izin kepada ayahnya untuk menyuruh Alex dan LJ dibebaskan dari pekerjaan walau hanya sehari, tapi nantinya pekerjaan itu akan menumpuk. Tidak ada seorang pun yang bisa menangani pekerjaan tersebut, karena telah dikhususkan sebelumnya.
Drrt drrt
Handphone milik CL. CL mencondongkan tubuhnya untuk melihat siapa yang meneleponnya. Ah ternyata ibunya. Mengelap tangannya ke baju lalu mengambil handphone dan menjawab panggilan tersebut.
"Halo ma! Ada apa?"
"Lee kau sudah makan siang?", CL melihat ke arah jam dinding. Benar saja ini sudah waktu makan siang bahkan lewat. Dia melupakannya karena terlalu asik menonton film.
"Belum."
"Bagaimana bisa kau belum makan siang? Ini sudah lewar waktu makan siang Lee."
"Ya aku ga liat jam. Tapi aku makan cookies sama susu dari tadi kok."
"Terus kamu ga makan?"
"Makan lah."
"Yaudah. Makanannya kamu pilih sendiri aja, kalau mau masak suruh maid aja, kalau ga mau masak yaudah pesen aja. Uangnya ambil di laci yang ada di lemari mama."
"Iya oke."
"Yaudah mama tutup teleponnya."
"Iya, bye ma."
CL jadi merasa lapar sekarang. Anak perempuan itu memajukan posisi duduknya perlahan agar toples yang sedang ia pegang tidak jatuh. CL menaruh toples itu di meja dan pergi menuju dapur, ingin melihat dulu ada bahan apa saja yang bisa dimasak. Dia membuka kulkas dan melhat banyak bahan makanan yang dapat diolah menjadi berbagai macam makanan, tapi sepertinya memesan makanan juga tidak terlalu buruk. Akhirnya CL menutup kembali kulkas dan pergi menuju kamar kedua orang tuanya.
Dia membuka lemari ibunya. Sebelum mengambil uang di laci, dia mengambil bangku yang terdapat dibawah meja rias ibunya. Sebenarnya bisa saja dia mengangkat tumit kakinya dan menggapai laci tersebut, namun hal itu tidak bisa membuat CL melihat isinya.
Menaiki kursi dan mengambil beberapa lembar uang. Seharusnya dia mengambil uang cukup sebesar 20-30 dolar saja, namun dia mengambil 10 dolar lagi untuknya. Ibunya tidak akan marah hanya perihal 10 dolar.
Setelah mengambil uang di lemari ibunya, sekarang CL berkutik dengan ponsel nya memesan beberapa makanan. Makanan yang dipesan antara lain adalah pizza yang berlimpah keju kesukaannya, pasta, hamburger, kentang goreng, dan hotdog. Minumannya dia buat saja di rumah. Itu bisa dibilang banyak karena CL akan menghabiskannya sendiri, tapi tenang saja dia bisa menghabiskannya.
Sambil menunggu pesanannya datang, lebih baik dia melanjutkan acara menonton filmnya. Rasa pusing beberapa kali mendera CL karena terlalu lama berdiam diri di sofa dan matanya selalu melihat ke arah TV. Seperti saat ini, CL memijat pelipisnya karena rasa pusingnya kembali lagi. Jadi, dia memutuskan untuk tidur terlebih dahulu.
"Nona Lee?", seorang maid berusaha membangunkan CL. "Nona ini pesanan anda.", ternyata makanan yang dipesan sudah sampai. CL tidak mengetahuinya karena dia tertidur pulas.
CL membuka mata dan melihat maid tersebut. Dia mengedarkan pandangannya ke meja. Ternyata sudah ada satu paper bag coklat besar disana.
"Baiklah kau boleh pergi. Terimakasih.", maid itu membungkukkan sedikit badannya lalu pergi dari sana.
CL membuka paper bag tersebut dah mengeluarkan segala makanan yang berada disana. Dan dia lupa menyuruh maid tadi untuk mengambilkan sebotol minuman soda. Tidak mau menunggu lama, akhirnya dia sendiri yang pergi ke dapur untuk mengambil minuman tersebut. Setelah mendapatkannya CL pun langsung memulai makan siangnya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi CL untuk menghabiskan seluruh makanan tersebut. Sepertinya dia benar benar lapar sampai tidak ada makanan yang tersisa. Padahal tadi dia sudah mengisi perutnya dengan beberapa cookies dan segelas susu, dan sekarang dia memesan makanan yang banyak.
Sampah bekas makanannya langsung CL buang karena akan mengganggu pemandangannya menonton film. Kembali menempatkan diri di sofa dan melanjutkan menonton film adalah hal yang dilakukan CL selanjutnya.
Matanya perlahan terasa berat, tapi dia tidak boleh tidur karena baru selesai menghabiskan makanan. Ibunya bilang jika sehabis menghabiskan makanan, tidak boleh langsung tertidur. Hal itu akan menyebabkan penyakit nantinya. Jadi, mau tidak mau CL harus mempertahankan kesadarannya. Dia menghentikan filmnya lalu berjalan menuju ruang kamarnya untuk mengambil salah satu game konsol nya.
Perjalanan menuju kamar bisa membantu makanan yang baru saja dikonsumsinya tercerna lebih cepat. Jadi, kali ini dia tidak menggunakan scooter listrik yang biasanya ia gunakan melainkan berjalan kaki.
Sesampainya di kamar CL langsung mengambil benda yang ia inginkan tadi dan pergi kembali ke ruang keluarga.
Tak
CL menghentikan langkahnya ketika mendengar suara itu. Dia membalikan badannya dan melihat ke arah jendela. Dia tahu betul suara itu. CL memutar arah dan berjalan menuju jendela kemudian membuka kaca penghalang tersebut.
Batu. Lagi lagi adalah batu yang ia lihat jika mendengar suara itu. Dia langsung melihat ke sekitar. Benar saja ada seseorang disana, tapi kali ini orang itu tidak bersembunyi melainkan berdiri di samping pohon menghadap CL, bahkan tidak menggunakan topeng. Dia kembali.
CL melangkah sedikit untuk melihat jelas wajah sang pelaku, tapi nihil karena jarak yang begitu jauh. Tidak lama kemudian orang itu membalikan badannya dan pergi menjauh. Siapa dia sebenarnya? Mata-mata atau hanya orang jahil saja? Entahlah CL pun tidak tahu.
Tidak ingin mengambil pusing, CL kembali masuk ke dalam kamar dan menutup kembali jendelanya. Tiga kali dia melihat orang itu. Tapi sampai sekarang dia tidak tahu orang itu siapa dan apa tujuannya melakukan itu. Bisa hancur lama lama jendela kamar CL jika orang misterius itu terus saja melemparkan batu ke arah jendelanya.