Alex dan CL berjalan kembali menyusuri lorong yang sama. Lorongnya sangat panjang karena bangunan ini juga lebar.
Jika mereka mendengar langkah musuh, sebisa mungkin mereka bersembunyi karena walaupun mereka harus menyerang, mereka berdua harus menyerangnya secara diam diam. Tidak mungkin mereka menyerang secara terang terangan karena mereka hanya berdua sedankan musuhnya banyak. Kondisi Alex juga tidak mendukung.
Sesekali mereka juga menerang secara diam diam dengan cara membekap mulut musuh dan menghabisi nyawa musuh dengan pisau. Oleh sebab itu kedua tangan dan bagian tubuh mereka dipenuhi darah.
"Make silencer aja.", Alex mengusulkan untuk mereka menggunakan silencer.
"Gua ga bawa, ada di mobil kayaknya."
"Gua bawa."
"Bawa berapa?"
"Dua. Yang satu buat handgun yang satu buat riffle."
"Yaudah kasih gua satu."
"Handgun atau riffle?"
"Lo mau make yang mana?"
"Gua handgun aja, gua bawa amunisi handgun nya lebih banyak. Lo yang riffle."
"Oke sini."