Seminggu sudah mereka menjalani aktifitas nya disekolah.
Dan hari ini adalah hari Minggu dimana semua orang libur dengan aktivitas kerja ataupun sekolah dan memilih untuk menghabiskan waktu nya bersama keluarga.
Melainkan dengan keluarga Adinata saat ini mereka menyibukkan dengan sekadar mengobrol dan menonton televisi bersama di ruang keluarga nya.
"Al" Panggil Andi.
"Iya yah" Sahut Alena.
"Hari ini kamu ada kegiatan?" Tanya Andi.
"Hmm kayak nya sih gak ada yah" Jawab Alena.
"Dengan tugasmu sebagai ketos? Atau tugas sekolah yang tidak ada?" Tanya Citra.
"Kayaknya gak ada Bun, tugas sekolah udah aku selesaiin semalam. Emang nya ada apa sih? Tumben Ayah sama Bunda nanya gitu?" Tanya Alena balik.
"Hmm gini ayah mau ngomong serius sama kamu, tapi kamu harus dengerin ayah dulu ya" Ucap Andi.
"Ngomong apa yah? Biasanya juga tinggal ngomong" Tanya Alena.
"Tapi kamu harus janji sama kita, gak akan marah ya sayang" Ujar Citra.
"Iya aku gak akan marah, emang ada apa sih?" Tanya Alena.
"Ayah ingin menjodohkan kamu dengan teman lama ayah" Ucap Andi membuat Alena kaget tak percaya.
"Haha pasti ayah bercanda kan? Gak mungkin aku di jodohin, lagian aku masih SMA umurku aja baru 17 tahun yah" Jawab Alena dengan tidak percaya, dia beranggapan bahwa ayah dan bunda nya saat ini sedang bergurau.
"Ayah serius Alena dan teman ayah akan datang malam ini kerumah kita" Ujar Andi. Membuat Alena seperti di sambar petir, diam dan tidak bisa berkutik.
"Ta-tapi yah kan aku masih sekolah, aku gak mau untuk menikah muda, terus kalau cowok nya itu jahatin aku gimana?" Jawab Alena.
"Percaya sama ayah kamu sayang, laki-laki yang akan di pilihkan ayahmu itu yang terbaik juga buat kamu" Jawab Citra.
"Kamu mau ya di jodohin sama pilihan nya ayah?" Tanya Citra.
"Tapi kan aku sekarang aja masih menjabat jadi ketos. Terus kalau sekolah tau aku menikah gimana? Terus gimana kalau satu sekolah tau? Bisa-bisa Alena di keluarin dari sekolah yah bun!" Tegas Alena.
"Gak sayang, udah itu urusan ayah sama bunda nantinya. Pasti aman kok" Jawab Andi.
"Terserah kalian aja, Alena mau ke kamar dulu" Ucap Alena sambil meninggalkan mereka yang ada di ruang keluarga.
#Malam hari
Ceklekk
Pintu terbuka dari luar kamar Alena.
"Alena" Panggil Citra dari ambang pintu kamar itu.
"Hoamm.... Iyaa kenapa bun?" Tanya Alena sambil mengucek ngucek matanya dan menyesuaikan lampu cahaya di kamar nya.
"Kamu siap-siap ya sekarang, kamu gak lupa kan malam ini teman ayah akan kesini" Ujar Citra.
"Iya bun" Jawab Alena pasrah.
"Kamu pakai gaun yang ada di lemari ya sayang kemarin sudah bunda belikan, dan tampil yang cantik ya malam ini" Suruh Citra, dan Alena hanya menuruti dan mengangguk mengiyakan.
Setelah selesai bersiap, akhirnya Alena menunggu instruksi bunda nya untuk turun ke bawah.
"Kenapa di usia gue yang masih muda gue harus mengalami yang namanya perjodohan dan menikah muda, gue kira awalnya cuman mimpi, tapi ini sungguh sangat nyata" Gumam Alena dalam hatinya.
Setelah beberapa menit ia menunggu akhir nya Citra menghampiri Alena yang sedang duduk di depan meja riasnya itu.
"Ya ampun anak bunda cantik banget kamu malam ini sayang" Puji Citra.
"Makasih bunda" Jawab Alena.
"Ya udah ayoo turun sayang, teman ayah sudah datang gak enak kalau mereka menunggu kamu lama" Ajak Citra sambil di ikuti oleh Alena di belakang nya.
Alena menghampiri mereka semua yang ada di ruang keluarga, Alena memaksakan dirinya untuk terus tersenyum ke arah mereka semua. Dia duduk di antara ayah dan bunda nya, Alena melihat seorang laki-laki yang sedang menunduk sambil memainkan ponsel nya, ia masih belum tau dan menyadari sosok laki-laki tersebut.
"Jadi ini anak kamu di? Ya Allah cantik banget" Puji seorang pria paruh baya itu yang tak melainkan adalah teman dari ayahnya, Agam.
Alena hanya tersenyum kikuk, ia tidak tau harus apa saat ini.
"Sayang, udahan dulu dong main ponsel nya, ini calon istri kamu udah di depan mata loh" Bisik wanita paruh baya kepada laki-laki yang sedang sibuk dengan ponsel nya itu, yg tak lain tak bukan adalah istrinya Agam, Maura atau biasa dipanggil Ica.
Laki-laki itu menyimpan ponsel nya dan mendongak ke arah wanita di depannya yang akan di jodohkan dengan dirinya.
"Elo" Ucapnya bersamaan, kedua orang tua mereka tampak bingung dengan keduanya.
"Loh kalian udah saling kenal?" Tanya Andi
"Gak" Jawab mereka bersamaan lagi.
"Ohh iya kenalkan Alena nama saya Agam dan dia istri saya namanya Maura kamu bisa panggil Ica dan itu Reynand anak saya" Ucap Agam mengenalkan diri nya, istrinya dan juga anaknya itu.
Alena menyalaminya dengan sopan dengan keduanya dan tak lupa dengan senyuman nya itu walau di paksakan "Alena Om Tante".
"Al dan Rey ini adalah calon suami kamu" Ujar Andi.
"Haahhh" kaget Alena sambil melotot tak percaya dengan ucapan ayahnya itu.
"Astaga ya kali gue di jodohin sama orang kayak dia, yang ada hidup gue di ganggu terus sama dia" Batin Alena.
"Langsung ke intinya aja ya, gimana untuk perjodohan ini apa kalian setuju? Rey? Al?" Tanya Andi.
"Kesempatan gue buat balas dendam sama Lo ketos manja" Ujar Rey dalam hati dengan penuh semangat.
"Rey setuju om" Jawab Rey, sedangkan Alena tidak percaya dengan jawaban Rey itu.
"Kalau kamu gimana sayang?" Tanya Andi pada Alena yang masih saja belum menjawab.
"Terserah kalian aja" Jawab Alena pasrah.
"Masa-masa remaja gue bakal suram ini mah, kenapa gue harus di jodohin sama cowo kayak dia coba" Batin Alena kesal.
"Yaudah bagaimana kalau acara nya akan di langsungkan 2 Minggu lagi?" Saran Agam.
"Hah? 2 Minggu lagi??" Tanya Alena tak percaya.
"Kenapa Alena ada masalah?" Tanya Agam.
"Apa itu gak terlalu kecepatan?" Tanya balik Alena.
"Semakin cepat semakin baik sayang" Ujar Citra.
"Hmm"
"Oke semua setuju kan? Kita tinggal atur aja persiapannya" Ujar Andi.
"Maaf Alena duluan masuk kamar ya, Alena mau istirahat" Pamit Alena ke semua yang ada di sana. Ia sudah tidak sanggup jika ia menerima keputusan itu semua.
#Kamar
"Kenapa sih gue harus di jodohin? Emang masih jaman nya Siti Nurbaya apa? Terus kenapa juga jodoh gue harus sama dia??" Gumam Alena yang masih tak percaya dengan kenyataan ini.
"Gue benci sama keadaan yang seperti ini" Lirih Alena yang sudah meneteskan air matanya.
"Dalam 2 Minggu lagi gue bakal jadi istri orang lain".
"Gue takutt" Isak nya.
"Kenapa dia harus terima perjodohan ini? Bahkan dia aja gak suka sama gue? Terus sekarang dengan tiba-tiba dia malah terima perjodohan ini".
"Bang Hito tolong Alena, Alena gak mau di jodohin kayak gini" Tangis nya sambil mengingat Abang nya itu yang berada jauh dari dirinya, yaa... Abang nya itu sedang berkuliah di California.
"Bang Hito jahat, bang Hito gak mau nolongin Alena, bang Hito kenapa gak pulang buat cegah perjodohan ini bang" Tangis nya makin kencang.
"Bang Atha juga kenapa gak mau belain Alena, bang Atha lebih milih diam dari pada harus bela Alena. Mereka semua gak sayang sama Alena".