Chereads / What Do You Know? / Chapter 34 - BAB 29| MATAHARI

Chapter 34 - BAB 29| MATAHARI

Mulai!!!

Tepat di bawah terbitnya sang fajar, mereka bertiga. Ali, Raib, dan Seli telah memulai peperangannya di tiga kota yang berbeda.

Berbagai pukulan berdentum, petir, dan mantera lainnya mereka keluarkan. Padahal peperangan ini baru saja di mulai sekitar 10 menit yang lalu.

Namun hiruk pikuk dalam peperangan ini tak membuat mereka untuk menyerah hanya dalam waktu sekejap.

Seli, Ali, maupun Raib benar benar membuang sifat kalem nya dan berbuah menjadi sebuah monster ketika telah berperang. Mereka yang terlihat culun di sekolah kini berubah 360 derajat.

Kota Melz Raib.

Kandidat pertama yaitu Raib yang sedang menyerang seluruh isi kota Melz dengan dibekali kacamata dan cincin yang sangat berpengaruh dalam hal ini.

Raib bersama para pasukan klan Matahari bergerak lincah dan beringas dalam perlawanan ini. Satu pukulan berdentum yang dia keluarkan dalam membuat lubang yang cukup dalam.

"Bruk!!!" Suara hantaman keras dari sisi timur peperangan dapat di dengarkan oleh siapa pun.

"Tuan Wers!!" Teriak Raib yang mendapati Tuan Wers terbanting oleh seseorang yang dapat dipastikan orang tersebut adalah panglima perang dengan tubuh mengambangnya.

Dia tampak senang saat melihat tuan Wers jatuh dengan darah yang bercucuran di punggungnya. Raib yang melihat hal tersebut langsung mengirim pukulan berdentum mematikan pada panglima itu.

BUM!!

Pukulan pertama tak berpengaruh apa apa.

BUM!!

Retakan mulai terjadi di tameng emas nya.

BUM!!!!!

Dan akhirnya tameng itu pecah disertai panglima perang yang mental beberapa meter.

Dengan wajah penuh amarah dan tanpa ampun panglima perang itu melihat ku dengan tatapan sinis.

"Ah kau rupanya putri Raib? Putri yang lemah itu?? Hahaha. Beraninya kau menyakiti paman mu hah?!!" Bentak panglima tersebut yang ternyata adalah paman Raib sendiri.

Raib tak mengetahui kalau dia adalah pamannya karena dia baru mengenal dunia paralel. Namun Raib tak peduli dengan ocehannya itu.

"Apa? Paman ku?! Bila kau bilang sekali lagi aku tak akan segan membunuh mu!" Ancam Raib tanpa ampun.

"Kalau begitu rasakan ini dulu...

Clack!!!

Dia melemparkan sebuah jaring emas yang membuat Raib tak bisa bergerak. Tak hanya itu dia mulai mengeluarkan api dan teknik kinetiknya itu.

Ctar!! Shhyssh!!!

Api dan listrik mulai menyelimuti tubuh Raib yang membuatnya tersetrum dan mulai kepanasan.

"Procident!!" Teriak seseorang yang dapat dipastikan dia adalah Tuan Wers yang mulai bangun dengan langkah patah patah.

Bruk!!!

Raib jatuh dengan selamat karena tuan Wers. Namun Panglima perang yang mengaku sebagai paman Raib tanpa ampun mulai menyerang tuan Wers.

Bruk!

Bum!!

Ctar!

Zhoomm!

Krrryakkk!

Tuan Wers terjatuh karena pukulan maha dahsyat yang dibuat oleh panglima perang itu. Raib hanya dapat melihat tuan Wers yang penuh darah dan terkulai lemas.

Dia tak dapat membantu karena dia sendiri tan memiliki kekuatan yang besar.

"Pergilah bersama ku nak!" Teriak panglima perang itu.

Clack!

Raib kembali terikat dan di bawa masuk ke dalam portal yang dibuat pamannya itu.

****

Seli Kota Ilios....

Peperangan di kota Ilios sangat luar biasa. Yah, banyak dari pasukan klan Matahari yang telah gugur setelah 10 menit berada di area peperangan.

Kota Ilios bak sebuah kota yang baru saja kejatuhan bom atom. Boom! Serbuk pasir mengepul di mana mana yang membuat mata kalian sakit.

Seli masih dapat mengusai area perang ini. Sudah lebih dari 200 pukulan kinetik telah ia keluarkan. Dan lebih dari 10 kali dia terjatuh. Sakit yang dia rasakan begitu mendalam.

"Lapor kota Melz. Putri Raib telah di culik."

Aku tak mempedulikan Apa yang di bicarakan melalui alat komunikasi itu. Lagi pula aku tak dapat mendengar kan nya dengan jelas karena mungkin alat itu telah rusak.

Yang aku lakukan sekarang adalah melenyapkan umbra dan membuat jatuh para penunggang sepeda terbang.

Ctar! Ctar! Ctar!

Tiga petir biru telah melesat pada para penunggang sepeda terbang. Dan dalam hitungan detik mereka terjatuh dan terkubur dalam tanah lembab kota Ilios.

Setelah hampir semua pasukan Bryan telah ku buat jatuh dan terkubur ada seseorang dengan wajah tampan dan dewasa nya muncul dalam suatu portal gelap.

Bryan!

Yeah, setelah 30 menit peperangan dia baru muncul dengan pedang samurai berbahan diamond nya itu.

Dengan wajah bengis dan penuh dendam, dia mulai mencari seseorang. Dia melewatinya begitu saja seperti tak melihatku. Aku mengejarnya dengan melakukan sihir terbang yang di ajarkan tuan Wers pada ku.

Mengejar, terus mengejar, dan mengejar, hingga aku dapat membuat petir biru yang membuat Bryan sedikit oleng.

Ctar!

Dia membalikkan tubuh gagahnya dan melihat ke arah ku. Dia melihat ku seperti melihat seekor kucing yang ingin di beri makan.

"Aku tak ada urusan dengan mu." Ucapnya.

Namun aku tak mendengarkan Apa yang dia ucapkan.

"Kau mau kemana?"

"Membunuh ayah mu."

Dengan tubuh yang masih mengambang puluhan meter aku mengejar Bryan yang kini memasuki gedung sekertaris.

Ctar!

Ctar!

Ctar!

Semua petir biru ku melesat dan menabrak berbagai kapsul yang membuat petir tersebut memantul ke arah ku sendiri.

"Awh!" Rintih ku yang mulai kesakitan. Bryan menoleh ke arahku sebentar dan pergi dengan tawa nya.

Aku bangun dari tanah lembab itu dan mulai mengambang kembali ke udara. Bryan telah sampai di gedung itu. Dengan cekatan dia mulai merobohkan tiang tiangnya.

"Tuan Jackson!!! Kemarilah dara pecundang!" Teriak nya sambil menghancurkan berbagai benda di ruangan itu.

"Ali? Datanglah ke kota Ilios Bryan ada disini." Suruh ku melalui alat komunikasi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Oke."

Setelah itu aku mulai masuk ke dalam gedung dan membuat berbagai jaring emas untuk menangkap Bryan. Tapi itu semua percuma.

CTAR!!!

Tanpa sengaja aku membuat Bryan jatuh dengan luka di bagian lengan kirinya. Dia mulai menatap ku dengan tatapan sinis.

"Kau kan sudah ku beri tahu. Aku tak ada urusan dengan mu." Ucap Bryan yang membuat ku mulai ketakutan dengan nadanya yang menakutkan itu.

****

Kota Rut Ali...

Di kota Rut tak ada yang spesial. Hanya berisikan sawah sawah dengan tanaman yang warna sangat mencolok. Entah apakah itu padi atau apalah klan ini menyebutnya.

Di kota Rut tak terlalu banyak pasukan Bryan yang menyerang klan ini. Karena itu aku memutuskan untuk membantu Seli di kota Ilios setelah ia menghubungi ku.

"Hai!" Ucap seseorang dengan jubah hitam nya yang kelihatan mahal itu.

James.

"Kenapa kau baru muncul? Dasar pengecut!!" Teriak ku padanya. Aku bukan tipe orang yang suka berbicara terbelit belit.

"Ali! Kau mau kemana? Kau tak ingin melawan ku?" Tantang nya yang kini telah berada di tanah yang berumput bersama ku.

"Kenapa tidak?"

BUM!!!!!

Pukulan berdentum yang dahsyat yang baru saja ku buat kini berhasil membuat James mundur beberapa langkah, dan tameng transparannya mulai retak.

Andai saja aku bisa membuat tameng itu aku akan membuatnya hancur.

"Mana kekuatan mu?" Ujarnya.

Ctar!!

Dia jatuh dengan luka di bagian kepalanya yang membuatnya meraung kesakitan.

BUM!

Aku terus membuatnya tak bisa berdiri bahkan hanya satu detik saja. Dia mulai kesal melihat trik ku bertarung.

BUM!!

"Ah!" Rintih ku saat terjatuh di puing puing bebatuan.

James mulai bangkit dengan tubuh gagahnya itu. Aku juga mulai terbangun dari kerasnya batu batuan ini.

Kami saling tatap menatap, dengan perasaan penuh dendam. Tubuhku seperti mengeluarkan api yang tak berkesudahan. Dan rasanya aku ingin meledak karena amarah ini.

Arghhhhh

Tiba tiba saja aku mengeluarkan raungan yang membuatku tak mengerti apa yang terjadi.

Lalu aku mengeluarkan suatu sayap dengan warna yang berbeda. Hitam di sebelah kanan dan putih di sebelah kiri. Seperti wujud Blackswan.

Namun anehnya James jua mengeluarkan sayapnya yang membuat jubah hitamnya terjatuh. Tapi warna hitam di bagian kanan dan warna putih di bagian kiri.

BUM!!

Tanpa mempedulikan Apa yang terjadi pada diri kami aku mulai menyerang Bryan tanpa ampun.