Chereads / My dokter saranghae / Chapter 3 - Chapter 3

Chapter 3 - Chapter 3

Indonesia *

"Yeayy.. kita menang , kita menang "teriak seluruh murid Atmajaya School bergemuruh saling bersaut sautan mengundang rasa jengkel di hati para anak anak harapan bangsa karna Lisa berhasil mengalahkan Nayla

"Kamu kalah Nay , sekarang pergi lah dari sekolah ku . dan jangan pernah kembali lagi ke sini , atau aku akan benar benar mengalahkan mu sampai mati " ucap Lisa dengan lantang setelah deru nafas nya sudah berhenti

Dan Nayla yg mendengar ucapan Lisa barusan amarah nya semakin memuncak , bahkan wajah nya sudah memerah dengan urat urat leher nya yg terlihat sangat jelas.

"Arrrggghhh.. , tidak mungkin. kamu pasti bermain curang kan tadi "bentak Nayla tidak Terima akan kekalahan nya ini mengundang kekehan kecil yg keluar dari mulut Lisa

"Kamu ini buta ya!! , tidak mungkin aku berbuat curang padahal sadari tadi aku ada di hadapan mu . kita berdua juga sama sama meliuk liukan tubuh kita mengikuti irama lagu , jadi mana mungkin aku berbuat curang hanya karna ingin memenangkan pertandingan ini " ucap Lisa sinis sambil memutar bola mata nya malas

Nayla tak bisa mengelak lagi setelah mendengar ucapan Lisa barusan , yg bisa-bisa lakukan hanya lah menahan amarah nya. namun sedetik kemudian , ekspresi Nayla tiba tiba saja berubah 180 derajat. hingga menimbulkan ke bingungan di hati Lisa dan para anak anak Harapan bangsa dan anak anak Atmajaya School

"Baiklah , aku mengakui kekalahan ku ini Lis . tapi .. bisakah aku memeluk mu sebentar Lisa"ucap Nayla dengan senyum misterius nya

"Ada apa dengan nya !!! , apa dia merencanakan sesuatu lagi?? "gumam Lisa dalam hati mengkerut kan dahi menatap bingung musuh bebuyutan nya itu yg tiba tiba saja berubah begitu cepat

"Aku tidak mau , untuk apa kamu ingin memeluk ku " tanya Lisa dengan lantang mengundang tawa dari Nayla

"Hahahaha , ouh .. ayo lah Lis. ini hanya sebuah pelukan persahabatan saja , tidak ada niat yg lain "jawab Nayla mulai melangkah maju ke arah Lisa tanpa menunggu jawaban terlebih dahulu

Dan

Jleb

Sebuah pisau lipat telah bersarang di perut Lisa , mengakibatkan darah itu keluar di iringi dengan teriakan histeris dari para siswa dan siswi yg menonton kejadian tersebut.

"Selamat menuju ke alam baka Lisa Atmajaya"bisik Nayla tepat di telinga Lisa dan mulai melangkah mundur meninggal aula tersebut

Bruk

Tubuh Lisa jatuh sambil memegangi perut nya yg semakin keluar banyak darah itu

"Auwh .. , seperti nya aku akan mendapatkan masalah setelah ini " gumam Lisa sepelan mungkin sebelum semua nya menggelap tanpa warna

Para penonton yg melihat Lisa jatuh pingsan , membuat Chacha selaku sahabat Lisa langsung berlari menaiki panggung dan memangku kepala Lisa dengan air mata yg

mengalir deras di wajah cantik nya

"Hiks hiks bertahan lah Lis , a aku hiks akan membawa mu ke Rumah Sakit "ucap Chacha sambil menggenggam tangan Lisa dengan erat

Dan tak lama setelah itu datang lah para Guru beserta pihak medis yg mengikuti nya dari belakang , langsung mengangkat tubuh jangkung Lisa ke atas tandu yg mereka bawa. dan membawa nya ke parkiran Sekolah di mana Ambulans berada

*********

Wii uuuu wiiuuuu wiiuuu wiiuuu

Suara sirine Ambulans mulai terdengar di jalanan kota Seoul yg mereka lewati , di kemacetan yg tengah terjadi karna baru saja ada kecelakaan yg membuat jalanan tak bisa bergerak sedetik pun.

Meski suara sirine ambulans telah di aktifkan , tetap saja tidak bisa merubah apapun yg ada. yg membuat Chacha akhirnya turun dari mobil ambulans , dan berteriak sejadi jadi nya meminta tolong kepada para pengendara lain.

Untuk menepikan sedikit mobil mereka , agar mobil ambulans ini bisa cepat sampai di Rumah Sakit. namun nyatanya tetap saja , para pengendara itu tidak mau mengalah satu pun . justru semakin marah ketika melihat Chacha terus meminta mereka untuk menepi.

"Tolong.. aku mohon... hiks hiks , aku mohon menepi lah sebentar saja. aku mohon pada kalian semua " teriak Chacha terus meminta pengertian para pengendara mobil itu untuk mau mengerti nya

"Hey nak , kamu fikir jalanan ini punya mu huuh. sampai kamu bisa memerintah kami seperti itu , dan kamu fikir kamu saja yg sedang terburu buru! kami semua juga sama dengan mu , sedang di kejar waktu asal kamu tau itu nak"bentak seorang pria paruh baya berumur sekitar 40 tahunan itu dengan sangat keras hingga pengendara lain pun ikut terpancing , membuat suasana semakin kacau

"Maaf Pak , sebuah topi putih berada di atas kepala mu yg menandakan bahwa kamu pasti seorang islam dan seorang Haji bukan. tapi percuma saja jika sikap mu seburuk ini dengan mengabaikan keselamatan orang lain yg tengah sekarat di dalam ambulans itu , mati karna kami telat membawa nya ke Rumah Sakit "bentak Chacha dengan keras mampu membuat pria tua itu diam seribu bahasa , hingga seruan dari petugas medis yg garu saja datang langsung membuat pria tua itu tersadar dari lamunan nya

"Nona , jantung pasien semakin melemah . saya takut jika kita terlambat sampai di Rumah Sakit , kita tidak akan bisa menyelamat kan nya " ucap petugas medis itu panik membuat Chacha kembali menatap pria tua itu dengan tatapan penuh harap

"Pak , tolong lah kami sekali ini saja. buatlah nama Haji mu bisa berguna di mata Tuhan mu itu Pak , karna kau telah membantu kami menyelamatkan satu orang yg sedang sekarat"mohon Chacha sekali lagi membuat pria tua itu akhirnya mengalah dan menepikan sedikit mobil nya agar ambulans itu bisa lewat

Di ikuti oleh pengendara lain yg mau tidak mau harus mengalah karna mendengar suara sirine polisi mulai mendekati daerah tersebut.

Setelah jalan di rasa cukup untuk di lewati , akhirnya Chacha beserta petugas it kembali masuk ke dalam ambulans itu. dan pergi setelah polisi baru saja tiba di sana.

"Hufft.. , ya Allah. maafkan lah hamba karna hampir saja merenggut nyawa orang lain karna ke'egoisan hamba ini , dan hamba mohon selamat kan lah teman gadis tadi "gumam pria tua itu dalam hati sambil menatap nanar kepergian ambulans tadi yg semakin jauh dari jangkauan nya

Skip: Rumah Sakit *

Keluarga Atmajaya yg sangat terkenal akan perusahaan raksasa nya itu di kanca Asia kini tengah di landa khawatir , karna mendengar jika anak bungsu mereka kabur dari Rumah Sakit dengan kembali membawa luka tusuk di perut nya. membuat mereka saling menyalahkan satu sama lain , hingga suara pukulan berhasil mengalihkan perhatian mereka.

Bugh

"Ini semua salah ku , aku tidak becus

menjaga nya"umpat Vero membuat Jarwo yg mendengar itu langsung memukuli anak sulung nya bertubi tubi

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

"Ya , seharusnya kamu yg menjaga nya bodoh. tapi kenapa kamu malah meninggal kan nya sendirian "sentak Jarwo sambil terus memukuli Vero tanpa henti hingga akhirnya Tania mendorong Jarwo dengan keras untuk menjauhkan suami nya itu dari putra nya yg sudah babak belur

Sedangkan Chacha yg melihat kejadian tadi hanya bisa menutup mulut nya tak percaya karna ayah dari sahabat nya itu sangat mengerikan jika sedang marah seperti ini

"Kenapa kamu menghentikan ku , anak ini pantas mendapatkan hukuman " tanya Jarwo dengan nada tinggi membuat Tania ikut tersulut emosi

"Mas , bagaimana aku bisa diam saja melihat putra ku babak belur oleh ayah kandung nya sendiri. harus nya yg kamu hukum itu Lisa , sudah tau sedang sakit tapi malah keluyuran keluar. dan sekarang kamu malah menyalahkan Vero atas kesalahan yg di buat oleh Lisa sendiri hah "jawab Tania dengan nada tinggi juga membuat Chacha langsung teringat perkataan Lisa saat ia menelfon nya tadi

"Ya Tuhan.. , aku telah berdosa sekali. jika sudah seperti ini berarti aku lah yg harus mereka salahkan , bukan nya Lisa ataupun Kak Vero . tapi aku hiks! karna aku lah yg meminta Lisa untuk datang ke sekolah tadi " batin Chacha meratapi kesalahan nya itu