Chereads / My dokter saranghae / Chapter 9 - Chapter 9

Chapter 9 - Chapter 9

Lisa pov.

Aku tidak tau harus berekspresi seperti apa lagi setelah Bu Soraya mengatakan hal mengejutkan seperti tadi , antara senang dan sedih menjadi satu. entah lah.. ! rasanya membingungkan.

"Lisa , apa kamu tidak ingin menanyakan sesuatu pada saya setelah mendengar penjelasan saya barusan ? seperti.. ingin menanyakan lebih lanjut tentang gadis dalam mimpi mu itu mungkin "tanya Bu Soraya membuat lamunan ku buyar seketika dan langsung menggeleng kan kepala ku pelan seraya menjawab

"Tidak Bu , saya rasa.. meski saya bertanya sekalipun takdir tidak akan pernah bisa merubah semua nya ! maka dari itu saya ingin menjalani takdir itu sebagaimana mestinya , tidak seperti ini yg mengambil jalan pintas agar saya tau semua sebelum waktu nya " ku berikan penjelasan panjang lebar yg malah membuat Ibu Soraya tertegun mendengar perkataan ku tadi

"Saya tidak menyangka bahwa saya akan mendapatkan jawaban seperti itu dari kamu Lisa , saya jadi semakin bangga padamu karna kamu lebih memilih pasrah akan takdir dan menerima konsekuensi nya apapun yg terjadi. meski begitu saya akan tetap memberitahu mu tentang apa yg akan terjadi di masa depan " ucap Ibu Soraya menghentikan perkataan nya sejenak untuk mengambil nafas

"Lisa , kamu akan bertemu dengan gadis di dalam mimpi mu saat hujan turun di pertengahan bulan ini. ia akan datang membawa mala petaka untuk mu sendiri "ucap Ibu Soraya lagi yg kini dengan tatapan sendu nya membuat satu alis ku terangkat ke atas

"Maksud Ibu apa? , saya tidak mengerti " tanya ku membuat Bu Soraya membalas ku dengan senyuman yg tak bisa aku mengerti

"Kamu akan tau sendiri nanti Lisa "jawab Bu Soraya malah membuat kepala ku semakin pusing akan teka - teki yg ia berikan ini

"Ya sudah kalau begitu saya pamit kembali ke kelas Bu " ucap ku sambil bangkit dari kursi yg duduki ini setelah mendapatkan sebuah anggukan kecil dari beliau

"Huft.. , aku masih tidak mengerti apa yg di maksud Bu Soraya tadi " gumam ku sambil terus berjalan keluar menyusuri koridor untuk menuju Perpustakaan Sekolah ingin mencari buku komik yg baru , karna percuma saja jika aku kembali ke kelas pun. karna pelajaran sudah di mulai bahkan hampir selesai mungkin.

Aku memang anak pemilik Sekolah ini , tapi aku tetap mengikuti semua aturan yg ada maka dari itu aku tak kembali ke kelas.

Lisa pov end.

************

New Zealand *

Kedua mata Jennie mulai terbuka dan mencapati dirinya yg sedang berada di tempat tidur , se ingat dia tadi ia pingsan setelah masuk ke dalam Apartement Kakak angkat nya ini.

Lalu siapa yg memindahkan nya ke tempat tidur ?

Bahkan ia sendiri yakin tidak memberitau kepada siapapun tentang ke datangan nya kemari , apakah Kakak nya itu sudah pulang dari Rumah Sakit ?

mengingat hal itu membuat Jennie langsung mengambil Jam waker yg ada di nakas meja di samping kanan nya , dan seketik mata nya membulat melhat angka di sana.

" 10 : 02 "gumam Jennie meringis sendiri , seingat dia tadi datang ke sini pukul 3 sore yg artinya ia tak sadarkan diri selama 7 jam penuh

"Huft.. , aku tidur terlalu lama ternyata " gumam Jennie lagi sambil menatap atap kamar tersebut

"Kevin , apakah aku bisa memenuhi keinginan terakhir mu itu tanpa harus melukai siapapun "lirih Jennie sambil menutup kedua mata nya ketika ia kembali teringat dengan Kevin lagi

Ckleaak

Pintu kamar tersebut terbuka dan tampak lah Kakak nya Sandi ada di sana

"Jennie , akhirnya kamu sadar juga "ucap Sandi khawatir

"Kak , kamu yg membawa ku ke kamar ya?"

"Iya , aku yg membawa mu ke kamar ku. tadi setelah kami pergi dari ruangan ku , aku sempat mencari mu ke sana ke mari dan sempat menanyakan nya juga ke Suster Merry tentang keberadaan mu. namun dia bilang terakhir kali dia melihat mu ketika baru keluar dari kamar inap Kevin dan menuju ke Ruangan ku. maka dari itu aku mencari mu di Apartement mu tapi kamu tidak ada di sana , dan ketika sudah larut malam dan merasa lelah mencari mu aku memutuskan untuk pulang ke Apartement ku dan terkejut mendapati mu ada di sini "jelas Sandi panjang lebar membuat Jennie mengangguk angguk kan kepala nya , pertanda bahwa ia mengerti.

"Terima kasih sudah membantu ku Kak , kalau begitu aku akan pulang sekarang " ucap Jennie hendak ingin turun dari tempat tidur namun tangan nya di cegah lebih dulu oleh Sandi

"Tetap lah di sini Jen , ini sudah malam. setidak nya.. pulang lah besok. agar aku bisa sedikit tenang jika kamu pergi esok hari "

"Huft.. , baiklah "pasrah Jennie akhirnya mengalah dan kembali berbaring di tempat tidur kakak nya itu

"Anak baik " ucap Sandi sambil tersenyum dan mengusap rambut panjang adik nya membuat sang empu mendengus kesal karena nya

"Pergilah Kak , sebelum aku kembali marah padamu "

"Kamu mengusir ku? "

"Ya "

"Tapi ini kamar ku "

"Ya sudah kalau begitu aku pulang saja lah "ucap Jennie kesal lalu turun dari tempat tidur nya lagi , namun lagi lagi langsung di tahan oleh Sandi

"Aku hanya bercanda , berbaringlah lagi Jen "

"Cih "decih Jennie lalu kembali ke tempat tidur dan mengubah posisi nya membelakangi sang Kakak

"Malam Jennie "

"Hm"balas Jennie dingin kemudian Sandi pun keluar dari kamar nya untuk pergi ke ruang tamu untuk mengistirahatkan tubuh nya yg sudah lelah setelah beraktifitas seharian

**********

Indonesia *

Saat ini di kediaman Keluarga Atmajaya tengah terjadi perang Dingin antara Jarwo dengan Tania , mereka berdua kembali bertengkar tadi sore dan berakhir saling mendiami satu sama lain.

Lisa mapun Vero hanya bisa diam tak berkutik jika kedua orang tua nya sedang bertengkar seperti ini , lagi pula pertengkaran di anatara mereka memang sudah biasa.

Nanti juga lama - lama akan berbaikan lagi

"Aku selesai " ucap Lisa mulai bersuara ketika makanan yg harus saja ia santap malam ini sudah selesai ia makan

Dan saat ia hendak ingin berdiri dari kursi yg sedang ia duduki ini , suara dari Tania menghentikan lebih dulu.

"Tetap duduk di kursi mu Lisa , Mama ingin berbicara padamu "ucap Tania terkesan dingin namun tegas membuat Lisa hanya bisa menghembuskan nafas pasrah nya dan mengurungkan niat nya untuk kembali ke kamar

"Mas , bagaimana jika kita mulai membagi harta warisan untuk anak anak " usul Tania membuat sang suami mendelik tajam ke arah nya

"Apa maksud mu?"

"Aku hanya ingin Vero mendapatkan hak nya sekarang juga , aku takut jika suatu saat seluruh harta yg kamu punya hanya akan di berikan kepada Lisa seorang tanpa memikirkan Vero sama sekali "

Braak