Door
"Aaaa.." Jerit seorang gadis sambil menutup kedua telinganya dengan tangan dan memejamkan matanya.
"Bhahahaaaaaa.."
"Rakaaa.." Jerit gadis itu saat tau siapa pelaku yang mengagetkan nya menggunakan balon yang mengahasilkan suara yang sangat besar hingga seisi caffe memandang ke arah mereka.
Bugh..
"Aauww shit, sakit Ayumna," Ringis Raka sambil mengusap usap kaki-nya yang di tendang oleh Ayumna gadis 20 thn yang memiliki wajah tirus, bola mata besar,dan jangan lupa lesung pipi sebelah kanan yang terlihat saat tersenyum.
"Syukurin, siapa suruh ngagetin, dah tau gue kagetan, iseng banget sih lo," Ucap Yumna mata nya kini fokus ke layar laptop-nya.
"Ya gak per-"
Ucapan Raka terpotong saat seorang pelayan menghampiri meja mereka,
"Maaf mas mba, hm mohon jangan ribut di sini, takut nya mengganggu kenyamanan pembeli yang lain," Ucap si pelayan sambil meminta maaf. Dan benar saja Raka dan Yumna sedari tadi menjadi pusat tontonan di caffe ini.
"Ahk iyh mba maaf, biasa pacar saya tadi itu KDBP mba," Ucap Raka sambil duduk di depan ayumna.
"Pacar? kdbp?" Gumam Yumna yang masih bisa di dengar oleh raka dan si pelayan.
"Kdbp apaan mas?" Tanya si pelayan mewakili pertanyaan Yumna untuk Raka.
"Kekerasan Dalam BerPacaran" Bisik Raka pada si pelayan yang masih bisa di dengar oleh yumna.
Bugh.
Untuk kedua kali nya Yumna menendang kaki Raka,"shitt, sakit ay," Ringis Raka yang mendapati tatapan tajam dari Yumna.
"Hha, mas nya bisa aja, ya sudah saya pemisi mas mba,"Ucap si pelayan sambil berlalu pergi.
"Sekali lagi lo bilang gue pacar lo, gue jahit mulut lo," Ucap Yumna sambil menekan di setiap katanya, tapi mata masih fokus ke arah laptopnya.
"Yaelah, ay ay gak papa kali kan gue ganteng," Ucap Raka sambil menaik turun kan alis nya untuk menggoda Yumna.
"Ck, percuma ganteng, tapi play boy,"Sinis Yumna. "Jadi ngapain lo ngajak gue ketemuan? Awas aja ya kalo ngomongin hal gak penting."
Sepuluh menit berlalu, tak ada satu katapun yang keluar dari mulut orang yang duduk di depan nya ini, "ck, ka lo mau ngomong apa sih? Buruan gue sibuk nih banyak tugas, satu bulan gak masuk bikin tugas gue makin numpuk tau gak, ditambah elo yang sekarang gak ngomong ngomong, " Geram Yumna yang melihat sahabat nya yang tak kunjung ngomong sedari tadi.
"Yeh itu mah salah lo, siapa suruh lo absen satu bulan."
"Gue juga gak mau kali absen satu bulan kalo bukan karna oma yang nyuruh gue buat ke Surabaya."
"Oh iyh oma gimana keadaan-nya?"
"Alhamdulillah udah mendingan, jadi lo mau ngomong apa Raka?"
"Hehe, sebenernya gue bukan mau ngomong apa-apa sih, tapi gue mau ngasih info sama lo," Ucap Raka sambil menaik turunkan alis nya.
"Info?" Kini netra teduh itu beralih menatap orang yang kini yang sedari tadi duduk di depan nya.
"Iya."
"Apa?"
"Gue..." jeda beberapa detik, "gue baru jadian sama cewe baru di kampus" Ucap Raka sambil tersenyum meperlihatkan deretan giginya.
"Oh," Yumna memutar bola matanya jengah dengan sikap play boy sahabat-nya yang tak juga berubah sedari dulu.
"Ck, datar banget sih muka nya ke tembok,"-batin raka.
"Kok oh doang sih?" herannya.
"Ya terus lo mau gue gimana? Seneng? Sedih? Atau gue harus gerit gerit hm?, Lagian ni ya gue yakin paling lo pacaran cuma seminggu paling lama juga dua minggu, aneh gue, nurun ke siapa sih lo, prasaan papa lo gak play boy kaya lo deh."
"Yeh gue kaya gini juga karena seseorang kali, dan ada alasannya."
"Seseorang? Alasannya? Apa sih maksudnya?"
"Nanti juga lo tau."
"Jadi Raka jadi play boy itu ada sebab nya, apa sebabnya? Raka, apa gak ada rasa sedikit pun lo sama gue?"-batin Yumna.
"Woy, malah ngelamun," Ucap Raka mendapati Yumna melamun, "tar ke sambet, tau rasa lo."
"Ihk, ngagetin lo, dah ahk gue mau balik banyak tugas, bay."
" Lah lah ko balik sih, ay Ayumna" teriak Raka melihat Yumna yang sudah berlalu keluar caffe.
"Lah ngapa lo balik lagi?" heran raka mendapati yumna yang kembali masuk.
"Belum bayar, bayarin ya ka, makasih, baik deh lo, bayy," Ucap Yumna sambil berlalu pergi tak lupa dengan senyum manis di wajah nya yang memperlihatkan lesung pipi di sebelah kanannya.
"Kebiasaan lo," Teriak Raka.
"Yumna Yumna, manis banget sih lo kaya gulali," ucap raka dengan senyumnya yang aneh dengan sikap sahabatnya yang tak pernah berubah.