Irona sudah bangun sejak dini hari tadi. Tidurnya tidak benar2 nyenyak. Isi dari surat yang ia terima kemarin sore membuat suasana hatinya memburuk.
Sebenarnya siapa yang mengirim surat misterius tersebut? Apa dia benar-benar wanita yang akan dijodohkan dengan Aksa?
Harusnya Irona tahu sedari awal. Mereka sangat berbeda dalam segala hal. Harusnya ia sadar diri, Aksa terlahir dari golongan orang-orang kaya. Sedangkan dirinya?.
Irona berjalan dengan lesu menyusuri koridor. Tidak ada senyuman dipagi hari. Kantung matanya bengkak dan menghitam. Rambut yang biasanya rapi justru kini berantakan.
"Lo kenapa?" tanya Arin dengan panik.
Irona hanya menggeleng dan duduk ditempatnya. Ia menelungkupkan wajah di atas meja. Ia berpikir semuanya akan hancur.
"Irona" panggil Arin lembut, namun tidak ada sahutan.
Daffa datang bersama Galih. Mereka menghampiri Arin dan Irona yang berada diposisi yang berbeda.
"Irona kenapa?" tanya Galih.