"Ayo Dict!" Ajak Nada pada Predict yang kini berdiri di depan cermin yang ada di dalam toilet di pasar malam itu. Predict mengangguk, namun dirinya tidak kunjung menghampiri Nada sehingga perempuan itu pun menghampirinya.
Ia terkejut saat melihat Predict yang tetap melihati kaca dan tidak mengedipkan matanya itu, seperti apa yang pernah Predict lakukan saat di rumah Fatur dulu. Nada yang panik pun segera membuka jaket yang ia kenakan lalu menutupi wajah Predict dengan jaket itu dan memeluknya dengan erat. "Dict! Sadar dong… Duh, yang lain kan jauh di luar! Aku gak bisa tinggalin kamu atau teriak di sini." Ucap Nada yang meminta pada Predict untuk segera sadar dari lamunannya atau apapun itu namanya yang tidak Nada pahami.
"Dict! Sadar dong Dict!" Ucapnya kembali hingga hampir menangis saat memeluk tubuh temannya itu dan mengguncangnya berulang kali.