Bram sampai di Kantornya. Dia melangkahkan kakinya menuju ruangannya.
Begitu memasuki ruangannya, dia melihat ada seseorang yang sudah menunggunya di sana. Orang yang tak asing, amat tak asing dan Bram tentu mengenalnya. Bahkan Bram tengah mencari orang itu, tak di sangka orang itu justru datang dengan sendirinya.
Bram tersenyum mengejek. Setelah mencoba melarikan diri darinya, ternyata orang itu masih memiliki keberanian untuk menunjukan wajahnya di hadapan Bram.
"Hebat, Anda benar-benar panutan. Begitu memang seharusnya, ketika seseorang merasa bersalah, maka harus berani mempertanggung jawabkan kesalahan," ucap Bram seraya mendekati orang itu.
Bram terus menatap orang itu yang hanya diam seraya menatapnya. Entah tatapan macam apa, wajahnya tampak datar membuat Bram tak dapat menebak apa yang ada di kepala orang itu.
"Saya pikir, kamu mulai tak waras setelah Saya membawa pergi Briel. Tak disangka, kamu terlihat sehat, bahkan bahagia," ucap orang itu.