Clara dan papi Bram terperangah. Sontak mereka saling melihat satu sama lain.
Orang itu terus mendekati Clara dan papi Bram. Tatapan orang itu juga semakin tajam melihat ke arah Clara.
Orang itu menarik pinggang Clara sehingga merapat ke tubuhnya.
"Aku benar-benar kesal padamu!" ucap orang itu.
"Apa? Kenapa? Aku tak memiliki hubungan spesial dengan Papimu. Jangan gila, Bram!" tegas Clara.
Ya, itu Bram. Dia kembali karena ponselnya tertinggal di apartemennya. Dia tak bisa pergi tanpa membawa ponselnya. Ponsel adalah kebutuhannya yang tak bisa dia tinggal ketika pergi. Benda pipih itu lebih penting dari pada dompetnya.
"Aku tahu, aku hanya bercanda," ucap Bram.
"Lalu, kenapa kamu kesal pada Clara?" tanya papi Bram.
"Aku kesal, dia tak pernah mengatakan di hadapanku bahwa dia mencintaiku. Tapi, di hadapan Papi dia mengatakannya begitu mudah. Apa kamu malu mengatakannya padaku? Atau kamu terlalu gengsi?" ucap Bram seraya melihat Clara.