Air mata Clara tak dapat tertahankan. Dia teringat pada anaknya. Sakit sekali mengingat masa lalunya. Meski dia sudah bisa melupakannya dan menata hatinya kembali. Namun, perihal ketika melihat anak kecil, siapapun anak itu, dia akan selalu teringat pada anaknya. Apalagi ketika teringat pada anak Bram. Clara berpikir, mungkin anaknya sudah sebesar Briel saat ini.
Beberapa tahun lalu, tepatnya ketika dia mengandung, dia melewatinya di tengah masa yang sulit. Goncangan batin akibat masalah yang dia alami membuatnya harus kehilangan anaknya. Dia mengalami perdarahan hebat dan keguguran. Karena itu pula, dia memilih meninggalkan Indonesia dan melanjutkan sekolahnya di Amerika. Mungkin, jika anak yang dikandungnya tetap hidup, dia takan meninggalkan Indonesia dan takan melanjutkan sekolahnya ke Amerika. Melainkan, dia akan tetap tinggal di Indonesia dan membesarkan anak itu.