Clara memasukan beberapa pakaiannya ke dalam koper. Air mata tak hentinya mengalir dari pelupuk matanya. Sakit sekali rasanya, karena Bram yang kini berstatus suaminya meragukan janin yang ada dalam kandungannya.
'Bodohnya aku! Harusnya, sejak awal aku tak pernah menikah dengannya. Kamu bodoh Clara, dia hanya menginginkan tubuhmu! Dia tak pernah benar-benar mencintaimu!' gumam Clara kesal.
Kecewa, hancur, marah, benci yang kini Clara rasakan. Lebih baik dihina karena masa lalunya yang buruk, dari pada Bram meragukan anak yang dikandungnya. Sudah jelas itu anak Bram, semenjak dia menandatangani perjanjian kontrak sebelum adanya pernikahan, semenjak itulah hanya Bram yang menyentuhnya. Clara tak pernah sedekat seperti dekat dengan Bram ketika dengan pria.