"Pak Pendeta, nikahkan kami sekarang juga!" pinta Bram.
Bram menggenggam erat tangan Clara, seolah takut tangan itu terlepas dari genggamannya.
Pendeta dengan berat hati melakukan semua itu, dia merasa kasihan pada anak yang ada di dalam kandungan Clara. Sebetulnya, Pendeta sendiri takut akan dosa dari menikahkan Bram dan Clara, tetapi hatinya seakan luluh ketika melihat wajah Clara yang terasa teduh. Entah mengapa, ada sesuatu yang Pendeta yakini bahwa Clara sebetulnya wanita yang baik, entah mengapa sang Pendeta melihat adanya beban yang terlihat di mata Clara.
***
Waktu berlalu, pernikahan sudah selesai.
Bram dan Clara sudah berada di mobil, mereka akan kembali ke apartemen.