Melodi berjalan cepat keluar kantor polisi itu, merasa mual dan cepat-cepat menuju mobilnya. Mengambil plastik yang tersedia lalu mengeluarkan isi perutnya.
Hanya dia sendiri yang berada di sana, menatap kosong jalanan raya di balik kaca mobil. Benar, dia sendirian mengendarai menemui Dareen. Akhir-akhir ini dia tidak pernah berniat menerima bantuan orang-orang terdekat, selalu ingin melaksanakan semuanya sendiri.
Tidak hanya itu, akhir-akhir ini ia juga suka lemas dan muntah-muntah. Entah mungkin karena kelelahan selalu menangis dan terlambat makan atau mungkin gejala lain.
Lama menatap dalam ke arah jalan raya, butiran cairan bening itu kembali lolos. Membasahi pipi pucat itu dengan hangat.
'Terserah kamu mau bilang aku apa, Mel. Yang jelas aku gak akan lepasin kamu.'
Kata-kata lelaki itu terus terngiang-ngiang di telinganya, bahkan juga air mata lelaki itu yang untuk pertama kalinya Melodi lihat. Membuat pertahanannya runtuh kali ini juga.