Ada bayangan muak yang samar dari wajah Petra ketika menatap tajam kearah Lyon berdiri disamping mobil sport hitam yang kemarin membawa mereka ke Lilibel.
Lyon duduk bersandar angin diatas kap mobil mewahnya. Wajah Lyon yang terpapar cahaya lampu penerang jalan terbagi dalam dua sisi, gelap dan terang. Jas sekolah Lyon sampirkan diatas pundak sebelah kiri dan tangan kanannya yang bebas ia masukkan dalam saku celana.
Jika Petra adalah gadis lain tentu ia akan langsung bertekuk lutut jatuh dalam pesona maskulin yang tak terbantahkan mampu menggetarkan suduh hati Petra. Hanya sebagian hati yang paling kecil diantara yang terkecil tentunya.
Petra memang naif dan polos hati. Tetapi, jika ia sudah berhadapan dengan Lyon sang singa jantan SMA Metropol maka sifat dasar Petra itu tiba-tiba menguap bersembunyi entah kemana. Menyisakan hanya ada kesinisan dan ketidak senangan yang nyata.
Secara alami, Lyon memposisikan dirinya sendiri sebagai musuh bebuyutan Petra dan sebaliknya.