Seperti yang sudah Petra duga sebelumnya, ekspresi tidak terbaca yang Lyon hadirkan ditambah dua alisnya mengkerut keatas seperti jeruk nipis belum matang diperas paksa hanya menambah perut Petra semakin melilit mual, secara kiasan tentunya.
Ada sekitar tiga menit Lyon diam mematung menatap tulisan tangan milik dosen Suri Valeri yang sambung menyambung tetapi sangat indah dan mudah dibaca tanpa suara. Sebentuk lingkaran 'O' kecil terbentuk dengan sendirinya sebagai ganti keterkejutan Lyon.
"Ini bukan tulisanmu kan?" cibir Lyon menusuk seperti biasa.
Jika saja Petra tidak kebal telinga mungkin saat itu juga ia akan menangis meraung dihina begitu telak oleh Lyon.
"Tentu bukan. Aku hanya perlu kesana jadi apa kamu bisa sekalian mengantarku?" decak Petra tidak terima dengan ucapan Lyon yang setajam golok.
Lyon kembali tidak bersuara, hanya diam selama satu menit. Seperti pikiran bawah sadarnya tersadar akan suatu hal kemudian membawa pikiran Lyon melayang-layang di udara.