Pria itu bernama David, yang usianya tidak lebih dari tiga puluh tahun atau karena kerasnya hidup di jalanan Metropol membuatnya terlihat seperti pria tua yang berusia tidak lebih dari tiga puluh tahun. Pria yang setiap harinya akan duduk di teras depan Kohiti Cafe.
Mungkin sudah seperti suratan takdir, Lyon yang entah kenapa ingin sekali datang ke cafe itu. Cafe yang sejak lama Lyon lupakan meskipun letaknya tepat berada didepan sekolah, Lyon lupakan sejak Petra berhenti bekerja di tempat itu. Secara tidak sengaja pandangan mata Lyon bertemu dengan tatapan kosong David yang sedang memegang secangkir kopi hangat.
Sepintas, tatapan kosong itu hanya seperti tatapa kosong biasa, akan tetapi tidak untuk Lyon. Karena bagi Lyon, tatapan itu tidak lain artinya sebagai kebosanan akan rutinitas hidupnya yang monoton.
