Ruangan remang-remang itu hanya berisi dengan helaan napas Asak, layar itu tiba-tiba saja redup dan menghilang. "Ayolah... mari kita bekerja sama kali ini, aku benar-benar butuh karena aku tidak bisa mengingat pertarungan Laten kemarin."
"Seberapa penasaran?"
Asak meneguk ludahnya, matanya melotot seketika. Pemuda dengan surai pirang itu menoleh ke segala arah, namun nihil. Tidak ada siapapun disini kecuali dirinya, dan seharusnya Asak tau jikalau saat menggunakan teknik membaca mata tidak akan ada yang bisa masuk ke dalam ruangan yang dibuat oleh penggunanya.
Lalu suara siapa itu, tidak mungkin suara dari luar karena sesungguhnya teknik membaca mata membuat penggunanya tuli dan buta di dunia nyata. Suara di luar alam bawah sadar tidak akan terdengar, begitu juga sebaliknya.
"Kamu ini terlalu sering berpikir, Asak. Lihat! Rambutmu sudah penuh dengan uban, " ledek suara itu.