Seorang gadis bersurai panjang dan bermata bulat tengah berdiri di depan gerbang sekolah SMA CITRA BANGSA.
Ia menatap bangunan tinggi itu dengan mata berbinar dan wajah sumringah. Ini adalah hari pertama ia sekolah di sini setelah pindah dari Kanada.
Dengan perlahan ia memasuki sekolah itu dan menyusuri setiap lorong sekolah untuk mencari ruang kepala sekolah.
Karena bingung ia menatap seorang cowok yang sedang bermain basket tak jauh darinya. Dengan cepat ia menghampiri cowok itu dan menyapanya.
"Permisi kak" sapa gadis itu yang mampu membuat cowok yang sedang bermain basket di hadapannya berhenti dan beralih menatap sang gadis.
"Saya mau nanya" lanjut gadis itu.
"Apa?" Tanya cowok itu dengan dingin.
"Ruang kepala sekolah dimana ya?"
Mendengar hal itu sang cowok memiringkan senyumnya dan kembali memainkan bola basketnya.
"Lurus kedepan belok kiri" jelas cowok itu yang diangguki oleh sang gadis.
"Makasih kak"
Setelah tau jalan ruang kepala sekolah dengan cepat sang gadis melangkah dan masih melebarkan senyumnya.
Tapi saat ia berbelok ke arah kiri, senyumnya seketika luntur saat ia mendapati toilet pria yang berada di hadapannya.
"Loh kata kakak tadi ada disini? Apa gue yang salah jalan ya?" Gumam gadis itu kembali menyapu pandangannya dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"LAUREN" teriak seseorang yang mampu mengalihkan pandangan sang gadis ke arah ketiga sahabatnya.
"Astaga! Gue nyariin lo kemana mana taunya ada disini. Lo ngapain di depan toilet cowok?" Tanya sang gadis bersurai pendek.
"Gue tadi mau keruang kepala sekolah tapi gue bingung! Jadi gue tanya aja kakak kelas yang lagi main basket" jelas Lauren yang membuat ketiga temannya terkejut.
"Yang ngomongnya datar itu ya?" Tebak sang gadis di samping Lauren.
"Iya! Lo kenal Bella?" Tanya Lauren pada temannya yang bernama Bella.
Sedangkan Bella yang ditanya pun mengangguk kuat.
"Siapa sih yang gak kenal sama kak Daren!" Ujar Bella yang membuat dahi Lauren berkerut.
"Namanya kak Daren?" Tanya Lauren lagi.
"Iya kak Daren! Cowok nyebelin tingkat dewa" kesal gadis berwajah kucing sembari bersedekap dada.
"Alah tapi lo pacaran sama temennya kak Daren kan" ledek gadis bersurai pendek.
"Kak Elan sama Kak Daren itu beda Nayra! Kak Elan itu ramah, penyayang. Enggak kayak kak Daren cuek, dingin, nyebelin" desis gadis berwajah kucing itu pada temannya yang bernama Nayra.
"Udah udah! Frey temenin gue ke ruang kepala sekolah yuk" ajak Lauren pada gadis berwajah kucing itu.
"Yuk lah! Males juga bahas kak Daren"
"Yaudah gue sama Nayra balik ke kelas ya" pamit Bella yang diangguki oleh Lauren dan Freya.
Selama perjalanan Lauren dan Freya terus berbicara satu sama lain.
"Berarti gue di kerjain dong sama kak Daren?" Tanya Lauren dengan wajah polosnya.
Freya yang mendengar penuturan dari sahabatnya mengangguk.
"Lo gak tau aja Lau kalo kak Daren itu nyebelin banget. Gue saranin jangan deket deket deh, gue takut lo di kerjain mulu sama dia" ujar Freya mengingatkan Lauren.
Mendengar hal itu Lauren mengangguk kecil. Keduanya berhenti di depan pintu kepala sekolah.
"Masuk sana, gue tungguin" suruh Freya yang langsung diangguki oleh Lauren.
Tak perlu waktu lama untuk Freya menunggu Lauren, kini keduanya sudah berada di dalam kelas.
Kalian tau, mereka berempat satu kelas. Entah memang mereka sahabat sejati atau apalah itu.
Kini Lauren duduk di samping Bella yang sedang menyisir surainya.
"Eh katanya Pak Dani gak masuk hari ini" ujar Nayra tiba tiba.
Bella yang mendengarnya pun langsung menatap Nayra dengan tatapan antusias.
"Beneran Nay? Lo gak bohong kan sama kita?" Tanya Bella yang membuat Nayra mendengus.
"Ngapain juga gue bohong, kalo gak percaya yaudah" balas Nayra menggedikkan bahunya.
"Tapi di---" belum selesai Freya berbicara tiba tiba Lauren mengaduh dan memegangi perutnya.
"Gue ke toilet bentar ya" pamit Lauren berdiri dan berlari keluar dari kelas.
Ia berlari kecil mendekati toliet dan memasuki toilet. Tak selang berapa lama ia keluar dan membasuh wajahnya di wastafel.
Dengan wajah sumringah ia keluar dari toilet perempuan dan berjalan ke arah kelas.
"Lo dicariin sama temen temen lo di kantin" ujar seorang pria yang mampu membuat Lauren menghentikan langkahnya.
Ia mendongak ke arah dan mendapati Daren yang menatapnya datar.
"Temen? Siapa kak?" Tanya Lauren pada Daren.
Sedangkan Daren menggedikkan bahunya tak mau tahu dan pergi dari hadapan Lauren.
Melihat hal itu Lauren mendelik dan melangkahkan kakinya menuju ke arah kantin.
Ia menyapu pandangannya saat sudah berada di area kantin. Dahinya berkerut saat ia tak menemukan satu pun temannya di area kantin.
"Kata kak Daren di kantin, mereka dimana?" Gumam Lauren mendudukkan tubuhnya di kursi kantin.
"Gue telfon aja kali ya" gumam Lauren lagi.
Ia merogoh ponselnya dam mulai mengetik nama seseorang di layar ponselnya.
"Kenapa kamu masih ada di kantin? Mau bolos kamu?" Gertak seorang guru pada Lauren yang membuat Lauren menoleh ke belakang dan terdiam.
"Kenapa diam? Kamu mau bolos kan?" Tuduh guru itu.
"Yaampun pak, saya gak bolos" jelas Lauren berdiri dari duduknya.
"Halah ngeles aja kamu! Ikut bapak, kamu saya hukum" tegas guru itu yang membuat Lauren mendengus.
Ia mengikuti guru itu dari belakang. Dahinya berkerut saat guru itu berhenti di tengah tengah lapangan.
"Hormat di depan tiang bendera sampai jam istirahat" tegas guru itu dan pergi meninggalkan Lauren sendirian.
Dengan perasaan kesal Lauren berdiri dan mengangkat tangannya menghormati bendera.
"Awas aja kak Daren! Bisa bisanya gue di kerjain untuk kedua kalinya" gumam Lauren kesal.
"Gue bakal bales semuanya sama lo"
"Mau bales dendam sama gue?" Ledek Daren yang tiba tiba berada di hadapannya.
Lauren mendelik saat menatap Daren yang juga menatapnya datar dan bersedekap dada.
"Iya! Kenapa?" Tantang Lauren.
"Jangan nyesel" balas Daren dengan senyum miringnya.
"Bendera perang di mulai" sinis Lauren menatap Daren dengan sengit.
Sedangkan Daren menatapnya datar. Ia menggedikkan bahunya dan pergi meninggalkan Lauren sendiri di tengah lapangan.
Lauren menatap nyalang Daren yang melangkah pergi menjauh dari tengah lapangan.
"Dasar cowok nyebelin"
"Bener kata Freya! Kak Daren itu cowok yang super duper nyebelin. Awas aja, gue bales lo kak" gumam Lauren dengan senyum liciknya.