seratus dua puluh satu
Yeay! Update. Ada yang nungguin?? Makasih ya untuk yang masih nungguin:)
Selamat Membaca✨~
~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~
Amara menatap kesal pada layar ponselnya yang sudah menggelap. Ah, dia benci Daneil yang terlalu percaya diri. Tak tahukah lelaki itu jika apa yang dia katakan tadi benar. Dirinya rindu. Entahlah, setelah kedekatan mereka Amara mulai merasa ingin selalu dekat dengan lelaki itu. Mungkinkah bawaan hamil dulu masih terbawa sampai sekarang? Kalau iya, itu sangat menyebalkan.
"Nyonya,"
Mendapat panggilan itu, Amara langsung tersadar dari lamunannya. Dia menoleh menatap pada Hana yang kini berdiri di hadapannya dengan ringisan, mungkin sungkan karena sudah mengagetkannya. Tapi, Amara memilih mengabaikan ekspresi wanita itu.
"Ada apa, Hana?" tanya Amara kemudian, menatap dengan pandangan bingung pada wanita itu.