Seperti biasanya Katya adalah cewe yang suka bergaul, baik, dan ramah.
Terkadang sifat itulah yang membuat Raina jengkel, setiap kali dia melihat Katya hanya diam saja walau sedang dipermalukan
Ntah sebuah kebetulan, atau takdir. Raina dan Katya sekelas dengan Cassandra, Randy, Gavin dan Fandy.
Raina yang sibuk main hp,
Cassandra yang sibuk makan,
Randy dkk yang sibuk rumpi,
Serta anak-anak yang lain sibuk dengan dunia masing-masing.
Sedangkan katya...
"Hy nama gw Katya" sapa Katya menjulurkan tangan kanannya kepada seorang wanita.
Tidak ada respon...
"Nama lu siapa?" tanya Katya lagi, berusaha sabar.
Tidak ada respon...
Melihat Katya di cuekin bagaikan tembok, Raina pun tak menerimanya.
"EH CEWE TULI, BOLOT, DASAR BUDEG" Teriak Raina tepat di kuping wanita tersebut, membuat segala pandangan mata menuju kearahnya.
"Apaansi lu"keluh wanita tersebut, mendorong Raina.
"Oh, jadi lu gk tuli?"
"Rain udah gk usah di bahas" bisik Katya, gk mau ricuh.
"Lu tau gw siapa?"ujar Wanita tersebut bertolak pinggang bagaikan mak-mak kost-kost'an.
"RAYA KITTY"kali ini yang jawab ketiga teman wanita tersebut secara serempak.
"Mau lu Raya meong kek, jalan raya kek, setan kek, jurik kek, bahkan anak yang punya sekolah ini juga gw gk peduli"
"Oh, lu itu masih anak ingusan disini, jadi jangan belagu"tegas Raya melotot.
"Dengerin gw baik-baik, mau gw anak ingusan atau anak orang itu urusan gw dan gw paling gk suka kalo ada yang berani menghina kaka gw, siapapun itu!"
"Lu lihat aja nanti!"ancam Raya, lalu pergi bersama kawan-kawannnya.
Sekejab suasana menjadi hening melebihi suasana kuburan.
"Sumpah tuh cewe berani banget"bisik Randy kepada Gavin dan Fandy.
"Belum tau aja dia"cibir Fandy.
"Disini yang berani lawan Raya itu yah cuman sih To'a sama princess selokan"tambah Gavin.
Yah begitulah kesibukan para trio rumpi, seakan gk punya tujuan hidup.
Mendengar ucapan Trio rumpi, Katya dan Raina hanya menatap sinis.
Tiba-tiba...
Katya menarik tangan Raina ke kamar mandi.
****
*Kamar mandi
Kemarahan Raina justru bertambah, karena bukannya Katya mendukungnya tapi justru membela Raya dkk.
"Apa-apaansi lu Rain, gw kan udah bilang gk usah di bales"bentak Katya mendorong Raina.
"Lu yang kenapa? Gila aja gw cuman diam, dan lu bodoh lu gk bisa ngelawan mereka udah kayak pengecut!"
Katya menghela napas dan menutup matanya untuk meredakan emosinya.
"Bukan itu Raina"
"Udahlah gw cape, bosan apa-apa setiap yang gw lakuin itu lu bahas sama permasalahan yang gak penting"
Katya memegang tangan Raina menunjukkan betapa peduli dan sayangnya.
"Gw gk mau lu suatu saat nanti dalam bahaya"
"Ayolah Kat, gw gk kenapa-kenapa kita gk tau masa depan! Atau jangan-jangan suatu saat nanti lu yang bakalan nyakitin gw"sindir Raina mulai resah dengan perlakuan Katya.
Katya menatap Raina bingung!
"Maksud lu? Lu pikir gw bakalan nyelakain lu gitu!"
"Kita kan gk tau masa depan"balas Raina, lalu pergi meninggalkan Katya.
"Rain...Rain..."Katya yang terus teriak-teriak memanggil Raina tapi tidak ada respon.
***
*Class 11 Biologi
Setelah keributan yang terjadi, suasana kelas menjadi semakin sunyi sepi melebihi suasana kuburan.
Katya yang masuk ke dalam kelas, dengan tampang sedih.
Tapi ntah dimana Raina berada dia tidak ada di kelas.
Beberapa detik kemudian, setelah Katya duduk di bangkunya.
Tiba-tiba...
"Eh To'a curut"panggil sosok pria yang merupakan salah satu mantan pacar Cassandra namun menjadi musuh.
bernama Laurent Red"
"Apa sih fans? Lu mau clbk lagi? Tapi sorry gw gk mau mending move on"
"Dih najis, eh biar lu tau gw waktu pacaran sama lu juga itu gw khilaf"
"Tae kucing, padahal yang suka ngechat duluan yah situ!"
"Bacot mulu lu To'a, gw manggil lu juga kalo gk terpaksa. Itu lu di panggil sama Pak Sabar!"
Tidak ada respon...
Cassandra justru langsung pergi mengabaikan Laurent.
"To'a gembel!"teriak Laurent kesel melihat penghinaan Cassandra secara tidak langsung.
"Hy ada cewe cantik, kok lagi cemberut aja sih?"goda Langit ke Katya, adik Laurent.
Tidak ada respon...
"Dih sih lonte lagi godain anak perawan"sambung Fandy sok pahlawan.
"Apaansi lu, manggil gw Lonte! Dasar lu Jamet!"balas Langit, sinis.
Kali ini yang berkicau bukanlah Fandy, Randy, Gavin, Laurent, Langit, dan Katya melainkan.
Seorang wanita yang sangat terkenal dengan eksisnya, cantiknya, dan narsisnya.
Warna favoritnya adalah Biru jadi jangan heran barang-barang miliknya berwarna biru,
Wanita itu bernama Erlina.
"Udah itu aja direbutin biar adil lu berdua sama-sama Lonte dan Jamet!"sambung Erlina tak henti-hentinya cengengesan.
"Bacot"balas Fandy dan Langit serempak.
"Ciee kompak, jangan-jangan lu upin-ipin"ledek Erlina.
"Berisik lu ah, dasar princess selokan!"sindir Fandy, dengan panggilan khasnya kepada Erlina.
Hampir semua murid SMAN Garuda memanggil Erlina yaitu Princess Selokan.
Panggilan khas itu dimulai pada saat masa Mose hari kedua.
*Flashback On
Seperti biasanya kegiatan Masa Mose hanyalah menyiksa para juniornya.
Bagi para Junior Masa Mose adalah paling menyedihkan,
Karena mereka harus mengikuti apapun perintah para senior.
Bagaikan budak pada masa penjajahan...
Tapi penjajahan kali ini tidak seperti apa yang dilakukan kepada Indonesia.
Para senior masih mempunyai Hati, rasa kasihan, dan Iba. Sehingga mereka mengijinkan untuk para juniornya beristirahat.
Seperti kata orang-orang jaman purba, gunakan waktu mu dengan bermanfaat.
Bukannya istirahat atau duduk di kantin. Erlina Justru asik berfoto-foto dengan adik kesayangannya yang bernama Giselle, tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya yang memandangnya dengan tatapan sinis.
Salah satu anggota osis atau senior bernama Rachel. Merasa risih melihat Erlina dan Giselle terus saja berfoto-foto.
"Kenapa lihat-lihat?"tanya Erlina, bingung dengan pandangan Rachel.
Tidak ada respon...
"Yah biasalah kalo fans fanatic sikapnya sangat mencurigakan"sindir Erlina dengan volume keras.
Rachel pun mulai bicara, yang niatnya mempermalukan Erlina tapi ternyata tidak bisa.
"Princess"Rachel berteriak, matanya menuju ke Erlina.
"Rachel lu ngapain sih?"seorang temannya yang bernama Clara bertanya dengan nada pelan.
"Woyyy, Gyuss kenalin Princess SMA GARUDA!"Teriak Rachel, mengumpulkan anak-anak melingkari Erlina dan Giselle.
Bukannya marah ataupun kesel, tapi tiba-tiba pipi Erlina berubah warna menjadi kemerahan.
Erlina merasa sangat malu, baru jadi anak baru dia sudah menjadi Princess SMAN Garuda.
Sebuah kehormatan yang besar.
Hampir saja Mata Rachel dan Clara mau copot, melihat sikap Erlina yang hanya senyum-senyum.
Tiba-tiba Erlina menundukkan kepalanya dan tegak kembali serta gerakan tangan yang khas bagaikan Miss Indonesia.
Melihat aksi Erlina yang gk tau malu, sontak anak-anak langsung menepuk tangan dan bahkan ada yang bersuil. Sedangkan Giselle hanya menutup mukanya karena merasa malu.
Rachel dan Clara menjadi tambah geram, karena anak-anak menyukai Erlina.
Saat Erlina ingin berjalan pergi, tiba-tiba Rachel dengan sangat sengaja dia menyandung kaki Erlina hingga terjatuh kedalam selokan.
Suasana kebahagiaan berubah menjadi rasa malu.
Karena sebelumnya Erlina di puji-puji tapi sekarang Erlina justru di ejek, di hina, dan di ketawain.
Melihat perlakuan anak-anak SMA Garuda dan Rachel, membuat mata Erlina berkaca-kaca. Namun dia tidak mau menunjukkan kesedihannya.
Dengan cepat Giselle membantu membangunkan Erlina yang terjatuh di dalam selokan dan membawanya pergi dari tempat kejadian.
*Flashback Of
Semenjak kejadian itu.
seluruh siswa yang mengetahui kejadian itu memanggil Erlina dengan sebutan Princess Selokan.
Tapi Erlina tidak merasa terganggu dengan panggilan itu. Namun Erlina tidak bisa memaafkan sikap Rachel dkk.
***
*Kantin
Di sisi lain, Cassandra yang sibuk dengan dunianya mengabaikan manusia-manusia bodoh yang ada di dalam kelasnya.
Cassandra pun menghampiri salah satu tempat jajanan yang ada di kantin.
"Eh lu baru nongol!"ujar pemilik, bernama Pak Sabar.
"Iye sabar napah, lagi juga saya gk bakalan kabur"balas Cassandra, jutex.
"Lagian orang kaya tapi jajannya ngutang"sindir pak Sabar yang sudah terbiasa dengan ullah Cassandra.
"Sabar napah sabar"
"Si sabar udah mati!"
"Dih nyumpain diri sendiri mati"
"Bukan gw, tapi ke sabaran gw udah habis!"
"Ngeles ae udah kayak bajay"
"Udah mana sini bayar!"Tagih Pak Sabar.
"Nih"perasaan yang terpaksa, Cassandra mengeluarkan duit 50 ribu dari kantongnya.
"Nah gitu dong, kan adil"ujar Pak Sabar cengengesan.
Cassy menghela Napas...
"Udah ah, saya mau balik ke kelas"pergi dengan seenaknya sambil membawa gorengan.
"Cassandra gorengannya 1000 rupiah"teriak Pak Sabar, supaya Cassandra mendengarnya.
Cassandra yang sedang berjalan sambil berlompat-lompat kesana kesini seperti bocah TK.
Mata Cassandra terbelalak, melihat Raina berada di kolam renang.
"Itu bukannya Child New?"
Cassandra pun masuk ke dalam, dan melontarkan sebuah
pertanyaan.
"Ngapain lu disini? Child New?"Tanya Cassandra penasaran.
Tidak ada respon...
Raina menghela napas, dan menatap Cassandra sinis.
"Sellow ae kali!"Cassandra berusaha mencairkan suasana.
Seketika emosi Raina meledak...
"Lu bisa diam gk? Gk usah sok kenal deh lu sama gw"
Cassandra hanya menganguk.
Karena tak mau membuat kegaduhan Cassandra pun pergi meninggalkan Raina sendiri.
Setelah Cassandra pergi,
Beberapa menit kemudian...
Pria tampan,putih, dan tinggi masuk ke dalam kolam renang. Tanpa basa-basi Pria perfect itu langsung duduk di sebelah Raina.
Mata Raina terbuka setelah merasakan ada seseorang duduk di sebelahnya.
Betapa kagetnya Raina, pria yang duduk di sebelahnya adalah pria yang ingin dia mutilasi saat di bengkel.
Mata Raina melotot serta bibirnya yang terbuka lebar.
"Loh, gapain lu di sini? Lu ngikutin gw ya"
Pria tersebut tersontak kaget mendegar ocehan Raina.
Hanya bisa menghelus dada yang dilakukan pria tersebut.
"Woy! Lu ngapain?"tanya Raina sekali lagi.
"Seterah gw lah sekolah gw ini"balas pria tersebut, sinis.
Raina mulai mengeja nama yang tertulis di name tag bajunya, bagaikan bocah TK yang sedang belajar membaca.
"Le...on...ard?"
"Apa-apaansi lu mesum banget"Leonard buru-buru menutup name tag yang menempel di bajunya.
"Hahaha, Lu tuh gk cocok namanya Leonard, lu tuh cocoknya ya udin, sony, soleh, asep"
Leonard hanya menatap sinis.
"Lu ngapain dah?"tanya Raina, curiga.
"Bocah kepho najis!"
Kali ini Raina yang menghelus dada, mendengar respon dari Leonard.
"Udah ah cape ngomong sama bocah idiot"sindir Raina, lalu pergi mengabaikan Leonard.
"Baguslah"gumam Leonard, memutarkan bola matanya.
Bersambung....
Ig/@ribka.shqnz
Bogor 02 juni 2003