Kringgggg
Alarmku berbunyi, aku yang masih terlelap merasa terganggu dengan kebisingannya. Aku bangun kemudian mematikan alarm. Pukul 05.00 pagi. Aku ingin tidur lagi tapi kurasa bukan ide yang bagus.
Dengan rasa kantuk yang masih menyerang, aku berjalan ke kamar mandi, mengambil air wudhu kemudian sholat. Setelah sholat aku berdiri mengambil handuk berniat untuk mandi. Aku melaksanakan rutinitas mandi seperti biasa.
20 menit berlalu, aku telah selesai mandi. Memakai seragam, merapikan rambut kemudian mengecek perlengkapan sekolahku agar tidak ada yang ketinggalan. Pukul 06.05 aku turun ke bawah. Aku lihat Adit sedang sarapan bersama kakaku dan juga mbak Lani. Kurasa Ozi belum turun.
Aku berjalan ke arah mereka dan mengucapkan selamat pagi, seperti biasanya. Aku duduk dan mulai memakan sarapanku. Aku tidak banyak bicara, sebab tidak tau mau bicara apa tentu saja. Saat sarapanku tinggal setengah Ozi datang untuk sarapan. Seperti biasa dia duduk disebelahku.
Aku telah menyelesaikan sarapanku dan berniat berangkat ke sekolah, sebab jam sudah menunjukan pukul 06.25. Aku berdiri dari kursiku dan berpamitan pada kakak dan mbakku. Aku berjalan ke arah pintu keluar dan memakai sepatuku. Saat aku hendak melangkah pergi mbak Lani memanggil.
"Kamu ngga nungguin Adit? kalian berangkat bareng kan?". Mbak Lani menghampiriku.Aku menoleh kebelakang, dan kulihat Adit sedang memakai sepatunya.
"Iya kita berangkat bareng kok". Adit yang menjawab pertanyaan itu. Aku hanya mengangguk. Mbak Lani tersenyum dan menyuruh kami berangkat. Adit mengeluarkan motornya kemudian memberikan helm padaku. Aku menerimanya dan memakainya kemudian aku menaiki motornya dan kami berangkat.
06.45 kami sampai di parkiran sekolah, aku turun dari motor Adit dan memberikan helm kepadanya.
"Nanti mau pulang bareng atau engga?". Adit bertanya padaku.
"Tergantung nanti". Aku berjalan menuju kelas meninggal Adit yang masih berdiri di dekat motornya. Kurasakan Adit tidak menjawab apa-apa. Seperti biasa aku menuju ke kelas, bell masuk berbunyi dan tentu saja pelajaran dimulai.
________
"Aduhhhh panas banget si". Aku mengipas ngipas wajah dengan tanganku.
"Ya lagian kenapa coba kita dapet mapel olahraga siang siang gini coba". Cacapun ikut menggerutu. Fara mengangguk setuju.
Hari ini kelas kami olahraga, kami berkumpul di lapangan. Guru mapel menyuruh kami lari 5 kali putaran mengelilingi lapangan. Setelah itu dibebaskan untuk olahraga sendiri, sebab guru mapel olahraga sedang ada kepentingan lain.
Dan seperti biasa siswa laki-laki memilih bermain basket ataupun bermain sepak bola. Sedangkan siswa perempuan lebih memilih duduk di pinggir lapangan, berteduh dari panas atau pergi ke kantin setelah lelah lari 5 kali putaran. Akupun termasuk diantara mereka. Aku duduk dipinggir lapangan, berteduh. Cuaca hari ini cukup panas. Membuat keringat bercucuran, padahal tidak melakukan olahraga yang cukup berat.
"Gue mau ke kantin beli minum, lo berdua mau nitip atau engga?". Fara berdiri dari duduknya.
"Gue air mineral dingin 1 dong". Aku menatap fara.
"Gue juga, 1 ya jangan banyak banyak". Caca berujar, membuatku tertawa. Fara memutar bola matanya malas menanggapi candaan Caca.
Selang beberapa menit Fara kembali dengan 3 air mineral ditanganya. Aku mengambil satu, begitupun dengan Caca. Tidak lupa mengucapkan terimakasih.
"Ehh lo pada tau ngga gosip yang beredar, katanya si Gamma pindah gara gara dikeluarin dari sekolahnya dia yang lama". Fara menatap Aku dan Caca bergantian.
"Kata siapa lo far? gila, seriusan itu?". Caca berteriak.
"Eh berisik lo ah Caca, ngga usah teriak". Fara memukul bahu Caca.
"Lagian baru gosip, jangan heboh gitu elah Caca". Aku menghela nafas.
"Emangnya lo tau dari mana Far? ". Lanjutku sambil membuka air mineral untuk aku minum.
"Tadi gue denger pas dikantin ada yang ngomong begitu". Jawabnya.
Dan aku hanya mengangguk untuk menanggapi jawabnya itu.
Aku melihat sekeliling , tidak ada yang menarik menurutku, terlihat biasa saja, sama seperti sebelum sebelumnya.
Tapi tiba-tiba dari arah depan kulihat sebuah bola terlempar menuju ke arahku. Aku tak bisa menghindarinya sebab bola itu terlalu cepat bergerak. Disampingku Caca dan Fara bertiak awas hanya saja entah mengapa tubuhku tidak bisa bergerak dan hanya memejamkan mata.
Dakkk
Bola mengenai kepalaku. Rasanya sakit, kepalaku berdengung nyeri. Caca dan Fara berdiri , meraka panik melihatku terkena bola. Aku merasa pusing hanya saja tidak sampai pingsan, untung saja.
Aku membuka mataku dan melihat sekeliling sedikit samar di mataku. Tapi kulihat Caca berlari ke tengah lapangan dan berteriak keras.
"Siapa yang tadi ngelempar bola ke arah temen gue?! ngaku deh! ". Caca melotot ke arah segerombolan Siswa laki laki yang memang sejak tadi bermain basket. Aku ingin berteriak kepada Caca bahwa aku tidak papa , biarkan saja. Tapi tenagaku seperti hilang entah kemana, rasanya lemas.
"Gue yang lempar". Ucap seseorang, Itu Gamma. Dia yang melempar bolanya.
"Tanggung jawab lo". Caca mendorong tubuh Gamma. Tapi sepertinya tidak berpengaruh untuknya.
Kurasakan teman sekelasku mulai mengerubungi kami. Aku berdiri dari duduku dibantu oleh Fara, aku tidak memedulikan Caca yang sedang mengomeli Gamma di tengah lapangan dan menjadi pusat perhatian. Yang aku inginkan saat ini adalah berbaring karena rasanya benar benar pusing. Fara menyarankanku untuk pergi ke UKS agar bisa berbaring disana. Dan tentu saja aku menyetujuinya. Aku melangkah dibantu oleh Fara dan satu orang teman kelasku, Nadia namanya.
Tiba-tiba dari arah belakang kurasakan tanganku ditarik oleh seseorang. Aku refleks menoleh. Aku menatap orang yang menarik tanganku. Tapi tanpa aba-aba dia berniat menggendongku. Aku membelakakan mata, apa yang dia lakukan? aku masih bisa berjalan sendiri. Tapi entah mengapa aku hanya mengucapkannya dalam hati saja. Disampingku Farapun kebingungan begitupun Nadia, kurasa mereka berdua terkejut, sama terkejutnya denganku. Dia Gamma, orang yang menggendongku, kemudian setengah berlari menuju UKS. Diposisi ini aku merasa malu, teman sekelasku menatapku terkejut. Untung saja bukan waktu istirahat. Kelas lain tidak melihat.
Kami sampai di UKS, ibu penjaga UKS berdiri, dia terlihat panik. Gamma mendudukanku di tempat tidur yang ada di UKS. Ibu penjaga UKS menyuruhku untuk berbaring. Aku sedikit bingung tapi tetap mengikuti perintahnya. Ibu penjaga UKS bertanya aku kenapa. Dan ya kujawab dengan jujur.
"Terkena bola basket, jadi pusing bu".Ucapku.
Ibu penjaga UKS mengangguk dan berkata akan membuahkan teh untukku. Aku hanya mengangguk. Aku tidak menyadari bahwa sedari tadi Gamma masih disini memperhatikanku. Aku menoleh, menatapnya bingung. Tidak tau harus berkata apa.
"Makasih". Ucapku tiba-tiba. Aku merutuki kebodohanku, mengucapkan terimakasih? bahkan dia belum meminta maaf padaku.
"Maaf, tadi ngga sengaja". Dia mengalihkan pandangan matanya dariku.
"Iya". aku hanya menjawab itu karena bingung.
Setelah aku menjawab pernyataan maafnya tanpa pamit kepadaku dia pergi begitu saja. Aku melongo melihatnya, tidak tau harus berpikir orang seperti apa dia ini. Ya walaupun dia baik sudah mau bertanggung jawab membawaku ke UKS.
Caca , Fara dan beberapa teman sekelas datang bertepatan dengan ibu penjaga UKS yang membawakan teh untukku. Aku meminumnya dan kembali berbaring. Aku menyuruh Caca, Fara dan beberapa temanku untuk kembali ke kelas saja. Setelah ini masih ada pelajaran. Mereka mengiyakan dan berkata akan memberi tahu keadaanku pada guru nanti agar diizinkan tidak mengikuti pelajaran. Aku mengangguk dan mengucapkan terimakasih. Mereka berlalu pergi dan tinggalah aku disini ditemani ibu penjaga UKS yang kulihat tengah sibuk membaca buku. Aku memandang ke langit langit UKS dan tak terasa rasa kantukpun datang.Aku memejamkan mata dan tertidur.