Chereads / The School of Darkness (Reborn) / Chapter 22 - [Season 2] Chapter 6

Chapter 22 - [Season 2] Chapter 6

"A-apa katamu??!! Iblis itu telah menampakkan dirinya??"

"Ya, teman-teman. Karena incarannya adalah Yakisaka-san sendiri."

Seisi ruangan perpustakaan lama menjadi gempar dan mulai mempersiapkan diri menghadapi kegelapan yang terjadi di SMA Akatsuki. Gadis bersurai hitam sebahu dengan manik ganda tengah mengumpulkan buku-buku lusuh yang berjatuhan tersebut.

"Sudah siap, teman-teman?"

"Siap."

"Ayazuki-san, bisakah kau mengecek keadaan di luar?" Ruka meminta Mira, roh wanita yang selalu mengikuti Yuuto ke manapun Yuuto pergi "Demi Yakisaka-san."

"Tu-tunggu dulu.... "

"Oke, bu bos."

Splash!!!

Mirapun langsung menghilang di depan mata mereka. Manik coklat milik Yuuto melirik ke arah Ruka yang hanya diam saja.

"A-apa-apaan kau ini, Ruka? Aku tidak mungkin me.... "

"Aku sengaja, Yakisaka-san." Ruka langsung memotong pembicaraan "Aku tahu Ayazuki-san menyukaimu."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Terserah padamu saja." akhirnya Yuuto menyerah karena tidak mau memperpanjang perdebatan yang tidak penting tersebut.

"Tumben sekali Yuuto kalah debat." Kazuo mulai heran dengan sahabat karibnya yang mulai bertingkah aneh tersebut "Biasanya tidak seperti itu."

"Berisik!!!"

Crash!!!

Groar!!!

"Sekarang!!!"

Cklek!!!

Suasana koridor penuh dengan mayat dan juga darah. Mereka langsung menutup mulut mereka dan melanjutkan perjalanan menuju luar gedung karena mereka yakin pasti ada yang selamat. Semoga saja....

Drap drap drap....

Syut!!!

"Sial, jalan buntu."

"Kita lewat lorong yang tidak terpakai."

"Baiklah."

Mereka langsung memutar arah menuju lorong yang tak terpakai tersebut. Saat dalam perjalanan, mereka melihat sesosok zombie yang tengah menyeret tubuh seorang gadis tanpa busana tersebut.

"Hanazawa-san.... "

"Rize.... "

Tubuh gadis tersebut berlumuran darah yang sangat pekat dan dengan dinginnya, tubuh gadis tersebut dilemparkan ke hadapan mereka semua. Sakit langsung bersembunyi di belakang Kazuo sedangkan tubuh Yuuto mulai gemetar melihat tubuh gadis tersebut.

Drap drap drap....

Zombie tersebut mulai berlari ke arah mereka dengan cepat. Ruka melaju ke depan ketiga temannya dengan santai. Di kedua tangannya tergenggam pisau belati.

"Ruka-chan, apa kau sudah gila??!! Zombie itu terlalu kuat untuk kau kalahkan!!!" Saki memperingati Ruka untuk menyingkir

"Jangan khawatirkan aku, teman-teman."

Tap....

Crash!!!

Duak!!!

Banyak darah berceceran di sekitar koridor sekolah, termasuk Ruka. Dalam sekejap mata, tatapan Ruka berubah menjadi sadis. Mereka hanya bergidik ngeri melihat Ruka.

"Ti-tidak salah jika sifatnya seperti itu.... "

"Dia seorang manusia setengah vampire.... "

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Sebaiknya kita bergegas, teman-teman. Jika tidak, nyawa kita tidak ada artinya."

"Oh baiklah.... "

Dan mereka melanjutkan perjalanan mereka....

****

Crash!!!

Crash!!!

Mereka berempat melihat banyak mayat yang bersimbah darah di mana-mana. Ruka langsung menutup mulutnya sendiri. Beruntung dia hanya setengah vampire, jadi dia bisa menahan hasratnya untuk saat ini.

"Sebaiknya kita pergi dari sini, teman-teman."

"Baik."

Drap drap drap....

Mereka berempat berlari menelusuri koridor sekolah dengan cepat. Saat hendak pergi ke arah pintu keluar, mereka dihadang oleh beberapa zombie yang siap menghadang siapa saja tanpa terkecuali. Yuuto menarik Kazuo dan Saki ke belakang dirinya dan Ruka.

"O-oi, Yuuto, apa yang kau lakukan pa.... "

"Aku prioritaskan keselamatan kalian berdua, Kazuo." Yuuto hanya tersenyum seakan ingin mati "Kalian katakan pada pihak sekolah jika dalang di balik kegelapan di sekolah berkeliaran dan harus ditemukan."

"Memangnya kenapa, Yuuto-kun?" Saki tidak kalah bingungnya dengan Kazuo.

"Karena dialah pelaku atas kejadian yang kita alami. Bila perlu, hukum mati dia."

Baik Kazuo maupun Saki bingung dengan apa yang dikatakan oleh Yuuto. Ruka langsung menebas zombie-zombie yang menghadang mereka. Terlalu banyaknya zombie membuatnya kewalahan.

Crash!!!

"Jangan sentuh murid-muridku, zombie jelek!!!"

Manik mereka yang berbeda warna tersebut langsung membulat sempurna melihat seseorang yang baru datang tersebut. Bersurai biru tua, bermanik hijau dan memakai pakaian formal ala guru SMA Akatsuki.

"Aonuma-sensei."

"Kalian baik-baik saja? Ayo kita pergi dari sini."

"Itu yang mau kami lakukan, sensei!!!"

Dan mereka berlima melarikan diri dari SMA Akatsuki untuk menyelamatkan diri....

****

"Tidak kusangka kegelapan 10 tahun lalu terulang kembali."

"Iya, ya. Kenapa tidak ditutup saja sekolah ini?"

"Hei, jika sekolah ini ditutup, kita mau sekolah di mana?"

"Benar, jagalah mulutmu kalau bicara."

Bisikan-bisikan dari para siswa SMA Akatsuki semakin jelas dan Ruka mendengar dan mengetahuinya karena dia anak 2 orang saksi bisu ketek SMA Akatsuki 10 tahun yang lalu, yaitu Riki dan Lenka.

"Jika Riki dan Lenka mengetahuinya, mereka pasti mencari Amano hingga ketemu dan menghabisinya."

"Maksud sensei?"

Pria bersurai biru tua tersebut hanya diam saja "10 tahun yang lalu, banyak sekali kematian di sini dan kita sendiri juga tidak mengharapkannya sama sekali."

"Lalu, hal itu terjadi di masa depan begitu?" Kazuo terbelalak mendengar ucapan pria tersebut "Apakah ada kedamaian di sekolah ini? Kami ingin hidup tenang seperti dulu."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Apa ada kaitannya dengan Iblis yang berkeliaran di sekolah ini, Aonuma-sensei?" Yuuto mulai berani bertanya setelah sekian lama bungkam "Aku juga dengar ada Ritual Pemanggilan Iblis di sekolah ini yang meminta korban murid pindahan."

"Yakisaka-san!!!"

"Memang ada, Yuuto." Pria tersebut menatap mereka berempat "10 tahun yang lalu, memang ada Ritual Pemanggilan Iblis di kelas 2-4 dan meminta tumbal seorang murid pindahan."

Jeda sejenak....

"Kalau tidak salah, waktu itu calon korbannya selamat dan Iblis itu tersegel kembali."

Deg!!!

Jantung Yuuto dipacu dengan cepat dan dia baru menyadari bahwa dirinya tumbal selanjutnya. Keringatnya bercucuran dengan deras tanpa jeda sama sekali. Pria bersurai biru tua tersebut melihat gerak-gerik Yuuto yang gelisah hanya menghela nafas sejenak.

"Kalaupun ritualnya gagal lagi, Iblis itu pasti kembali mencari tumbal murid pindahan lagi."

"Jadi, harus membunuh pengontraknya ya?"

"Kemungkinan bisa, Yuuto. Aku tidak tahu pasti karena yang memulainya kabur dari penjara."

Sebelum Yuuto menjawab, terlihat awan hitam di atas gedung SMA Akatsuki. Ruka mulai membuka penutup mata yang menutupi mata merah khas vampirenya selama ini di hadapan orang banyak, kecuali Yuuto Kazuo dan Saki menatap Ruka yang terlihat tenang dari biasanya.

"Teman-teman, sebelum dibunuh oleh kegelapan ini, sebaiknya kalian menjauhi sekolah ini."

"Ta-tapi, Ruka-chan.... "

Wush!!!

Angin berhembus dengan kencang dan tanpa disadari oleh mereka maupun Ruka sendiri, manik kiri yang berwarna biru safir milik Ruka berubah menjadi merah menyala.

"Aku baik-baik saja, teman-teman." Ruka membalikkan badannya dan memperlihatkan kedua manik merahnya "Ayah dan Ibuku adalah saksi bisu dari kegelapan SMA Akatsuki 10 tahun yang lalu. 2 dari 6 orang yang terlibat dalam kegelapan tersebut."

"Siapa saja, Ruka?" Salah satu siswa tersebut bertanya karena penasaran dengan rahasia yang terkubur selama bertahun-tahun tersebut.

"Aku salah satunya." Pria tersebut menatap semua orang yang ada di depan halaman SMA Akatsuki "Aonuma Mamoru." Pria yang bernama Mamoru tersebut mulai melanjutkan ucapan Ruka "Aozora Saori, Kageyama Rinto, Yuzunashi Misaki, Sakumora Lenka dan korban kegelapan SMA Akatsuki 34 tahun yang lalu, Hoshikawa Riki."

Jeda sejenak.....

"Dan Ruka ini adalah putri Hoshikawa Riki dan Sakumora Lenka."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"HAAH!!!"

"Aku tidak kaget juga." Yuuto hanya sweatdrop melihat reaksi semua penghuni yang tersisa tersebut.

Groar!!!

Groar!!!

Dalam sekejap mata, para zombie yang berada di dalam gedung sekolah tersebut mulai menampakkan diri meskipun di balik jendela. Para murid bergidik ngeri dan bersiap untuk melarikan diri.

"Aonuma-sensei, tolong amankan mereka semua dan jika sempat, kami akan meminta penjelasan Anda."

"Baiklah."

Mamoru mengajak mereka semua pergi. Yuuto, Kazuo dan Saki hanya diam saja karena kejadian tersebut sudah dimulai.

"Ayo."

"Kazuo, Saki, pergilah bersama Aonuma-sensei."

"Hei, Yuuto. Jangan bilang kau.... "

"Aku dan Ruka yang akan mengakhirinya."

Yuuto berjalan dan berdiri sejajar dengan Ruka. Manik coklat milik pemuda bersurai biru muda tersebut melirik ke arah gadis bersurai hitam sebahu tersebut dengan tatapan mantap.

"Kau yakin dengan keputusanmu, Yakisaka-san? Mungkin berbahaya dan nyawamu tidak akan selamat."

"Aku tidak peduli dengan semua ini, Ruka. Asal mereka selamat, aku tidak akan menyerah."

"Begitu ya.... "

Ruka hanya tersenyum kecut melihat kemantapan Yuuto dalam mengambil resiko yang sangat besar tersebut "Baiklah, Yakisaka-san. Aku tidak menjamin keselamatanmu karena aku juga dalam bahaya." Lalu, manik merah milik Ruka melirik ke arah Mamoru "Aonuma-sensei, tolong ya."

"Baiklah."

Drap drap drap....

Setelah semuanya pergi, Yuuto dan Ruka berbalik badan dan menghadapi 1 masalah yang jauh lebih penting yaitu kegelapan SMA Akatsuki yang terulang 10 tahun yang lalu.

"Mari kita akhiri ini, Yakisaka-san."

"Ya."