"A-apa yang akan kalian lakukan?"
"Kazuo, tolong hajar dia."
"Hoo.... oke."
Syut!!!
Duak!!!
"Ahakk!!!"
Amano tersungkur di lantai dan memegangi perutnya yang kesakitan akibat dipukul Kazuo. Bisa diakui, Yuuto tidak memiliki kemampuan fisik, namun dia adalah anak yang memiliki kemampuan khusus.
"Bagaimana? Sakit tidak?" Tatapan Yuuto semakin tajam dan membuat bulu kuduk mereka meremang.
"Cih."
"Menyerahlah pada takdirmu."
Hening sejenak....
Jeda lama sekali....
Ruka berjalan menghampiri Yuuto dan Amano sambil membawa pisau belati miliknya. Manik merahnya melirik ke arah Yuuto "Tolong menyingkirlah, Yakisaka-san."
"Kau mau apakan dia?"
"Aku mau mengakhiri semua kutukan yang terjadi selama bertahun-tahun hingga kedua orang tuaku menderita."
"Hmm.... baiklah."
Yuuto menyingkirkan diri dan Ruka mulai berjongkok di hadapan Amano "Aku heran, kenapa kau membunuh ayahku di masa lalu dan mengutuk ayahku agar aku bernasib sama dengan ibuku?" Ruka mengacungkan pisaunya ke hadapan Amano "Pembalasanmu akan segera tiba."
Jleb!!!
Pisau tersebut tertancap di punggung tangan Amano. Amano menjerit kesakitan merasakan punggung tangannya terluka.
"Tidak jauh-jauh dari ayahnya ya.... "
"Iya."
Jleb!!!
Jleb!!!
"Gara-gara kau, kami semua menderita!!!"
"ARGH!!!"
"Ruka, cukup!!!"
Tindakan Ruka terhenti oleh Yuuto. Manik merah miliknya melirik ke arah Yuuto "Yakisaka-san, kenapa kau menghentikanku?? Dia penyebab kegelapan yang terjadi di sekolah kita!!!"
"Aku tahu, tapi tidak begitu juga kan??"
"Tidak, Yakisaka-san!!! Dia harus ma.... "
Dor!!!
"Ruka, awas!!!"
Crash!!!
Peluru yang ditembakkan oleh Amano mengenai bahu kiri Yuuto. Rupanya perkiraan Yuuto tentang Ruka benar terjadi, yaitu Amano ingin membunuhnya.
"Ugh.... " Yuuto meringis kesakitan dan akhirnya tak sadarkan diri.
"Yuuto!!! Awas kau!!!" Kazuo menggeram kesal pada Amano.
Kazuo langsung menghajar Amano tanpa peduli sekitarnya. Saki langsung keluar dari kelas untuk mencari pertolongan pertama sedangkan Ruka memangku kepala Yuuto. Terlihat dia benar-benar gusar.
"Ruka, tetaplah di sini. Sensei akan segera kembali."
"Sensei mau ke mana?"
"Mencari ayahmu. Sejak di koridor, ayahmu menghilang."
Hening sejenak....
Jeda lama sekali....
"Baiklah, sensei. Hati-hati."
Mamoru mengangguk dan keluar dari kelas 2-4. Ruka terus memeluk Yuuto sedangkan Kazuo masih menghajar Amano dengan kuat.
"Ru-Ruka.... pa.... panggilkan.... Mira.... " Yuuto mulai membuka matanya.
Wush!!!
"Ada yang memanggilku?"
Di saat yang tepat, Mira muncul dengan cara melayang di udara dan dia tidak sendirian. Ada seorang roh pemuda yang bersamanya. Manik merah milik Ruka membulat sempurna melihat roh pemuda tersebut.
"Bu-bukankah kau Kirishima Yukio yang meninggal 10 tahun yang lalu? Ta-tapi, kenapa masih di sini?"
"Memang banyak roh dan mayat hidup menghilang karena Iblisnya lenyap, tapi tidak denganku."
"Memangnya kenapa?"
"Karena aku mati bunuh diri."
Hening sejenak....
Jeda lama sekali....
"HEE??!! Bagaimana bisa??" Mereka terkejut bersamaan.
"Ya, karena aku dihipnotis."
"Daripada kita mengurus yang tidak penting, bagaimana kalau Ayazuki-san dan Kirishima-san menakut-nakuti pria itu." Ruka menunjuk ke arah Amano yang mulai ketakutan tersebut.
"Boleh saja."
Wush!!!
Woosh....
Wosh....
"Hihihihi..... "
"Aaaa!!! Hentikan!!!" Amano mulai ketakutan dan menjerit seperti anak kecil.
"Kik kik kik.... "
"Aaaa!!!"
"Uhh.... "
Yuuto hanya membuka matanya dan mulai terbangun "Ugh!!!"
"Yakisaka-san, kau jangan memaksakan diri seperti ini." Ruka mulai khawatir dengan kondisi Yuuto yang terluka parah tersebut "Dia sudah tidak berdaya."
"Dan kau akan membiarkannya melakukan ritual baru setelah ritual abadinya kuhancurkan, begitu??" Yuuto mulai bergerak dan meraih pisau lipat di sakunya "Akan kubuat dia tidak lagi melihat dunia."
"Yakisaka-san, gunakan ini." Ruka menyerahkan pisau belati miliknya pada Yuuto "Gunakan ini untuk mengakhirinya."
"Baiklah." Yuuto menerima pisau dari Ruka dan menatap Amano dengan tatapan sinis "Amano, akan kuakhiri perbuatan kejammu."
****
"Lenka, maafkan aku. Aku gagal menjadi suami terbaik untukmu."
"Sudahlah, Riki. Sayaka masuk penjara dan semua sudah berakhir."
"Tapi, Hazuki. Aku tidak terima istriku mati seperti ini."
Zen melihat kesedihan yang dirasakan oleh Riki dan Hazuki. Dia membayangkan jika Amaya yang diambil darinya. Sejak menikah dengan Amaya, dia seperti takut kehilangan istrinya tersebut.
Drap drap drap....
"Aku mendengar suara tembakan di.... "
Belle dan Amaya terkejut melihat Lenka terkapar bersimbah darah. Riki tidak henti-hentinya menangis.
"Zen-kun.... "
"Sst, Amaya. Riki-senpai sedang berduka atas kematian istrinya." Zen meminta Amaya untuk tidak mengacau.
Tes!!!
Tes!!!
"Kakak.... "
"Maafkan aku, Lenka. Aku bukan suami yang baik."
"Riki, sudahlah. Mungkin ini takdir kalian."
"Tidak, ini belum berakhir!!!"
Riki menggendong tubuh Lenka yang belum dan dingin tersebut ke dalam rumah. Semua orang langsung melongo dengan tindakan Riki yang terlewat batas tersebut.
"Ayah.... "
"Tidak apa-apa, Belle. Biarkan kakak iparmu melakukan sesuatu pada kakakmu." Hazuki langsung bangkit "Aku sudah terlalu tua untuk melakukan semua ini."
Jeda sejenak....
"Biarkan Riki yang melakukannya sendiri."
Mereka hanya menganggukkan kepalanya karena sudah tidak paham jalan pikiran Riki. Hazuki menatap kepergian Riki dengan tatapan hening.
"Riki, ternyata kau terobsesi dengan Lenka. Aku percaya padamu."
****
"Dengan pisau itu? Kau pasti bercanda, bocah."
"Kau akan melihatnya sendiri."
Di saat Amano lengah, Yuuto menusukkan pisau belati tepat di dada sebelah kirinya dengan kuat.
Jleb!!!
Crash!!!
"Ahakk!!! Ka-kau.... "
"Membusuklah di neraka bersama " Iblis " yang membunuh banyak orang."
Dengan dingin, dia menekan tusukannya hingga menembus jantung Amano. Setelah itu, dilepaskannya pisau tersebut dengan kuat.
Brak!!!
Buk!!!
"Hah.... haah.... haah.... "
"Yakisaka-san?" Ruka menatap Yuuto yang tiba-tiba terjatuh ke lantai.
"Akhirnya.... hah hah.... berakhir.... "
"Iya, semua berakhir."
Wush!!!
"Terima kasih sudah membebaskan kami. Akhirnya kami pergi dengan tenang." Yukio terlihat tersenyum, lalu beralih pada Mira "Mira, kutunggu kau di alam sana. Selamat tinggal."
Splash!!!
Roh Yukio menghilang seperti cahaya yang tiba-tiba datang dan pergi seperti kunang-kunang.
"Sampai jumpa, Kirishima Yukio."
"Yuuto-kun?"
"Hm? Ya, Mira?"
"Sekarang aku ingat tentang kematianku 1 tahun yang lalu."
"Eh? Bukankah kau meninggal karena kecelakaan, Mira?"
"Ingat pas kita karyawisata ke Tachikawa 1 tahun yang lalu? Aku mengalami kecelakaan di depan SMA Akatsuki."
Yuuto langsung syok mendengar ucapan Mira dan menatap cahaya roh Mira mulai memudar.
"Sekarang sudah saatnya aku pergi. Semuanya.... " Mira mulai meneteskan air matanya "Terima kasih untuk segalanya.... "
Splash!!!
["Selamat tinggal, Yuuto-kun. Kuharap kau bahagia."]
"Selamat tinggal, Mi.... "
Bruk!!!
Yuuto langsung tersungkur di lantai dan mengeluarkan banyak darah akibat luka di bahu kirinya tersebut. Ruka, Kazuo dan Saki yang baru saja datang tersebut langsung panik melihat kondisi Yuuto yang sekarat.
Syut!!!
"Sial, akhirnya seperti ini." Pria bersurai biru tua tersebut menatap kesal kondisi mengenaskan yang terjadi pada Yuuto "Aku sudah panggil ambulans. Kita bawa dia ke rumah sakit."
"Ba-baik."
Merekapun langsung membawa Yuuto yang sekarat tersebut ke rumah sakit terdekat....