Yola terbengong saat ayahnya mengatakan mengijinkannya untuk pacaran.
"Tapi Cuma sama Abdul." Tegas Danil, membuat Yola lagi-lagi Cuma terbengong sambil menatap Abdul yang menatapnya dengan senyuman manis.
"Sebenarnya kenapa ayah?" Tanya Yola menyelidik.
"Bukankah kamu sudah menerima cincin dari Abdul, Itu tanda kamu menerimanya, bukan? Ayah tidak mau kamu menjadi orang yang tidak konsisten."
"Tapi, maksud Yola_"
"Maksud kamu apa?" Tanya Abdul lembut.
Yola menatap Abdul dengan pikiran bingung, Ia sungguh tak tahu harus menjawab apa, atau mengatakan apa pada ayahnya, pada kenyataannya ia memang sudah menerima Abdul, walau dengan sedikit paksaan.
Yola menarik nafas panjang, lalu mengangguk karena tidak ada yang bisa Ia katakan lagi untuk saat ini.
"Yola, ada yang ingin ayah sampaikan, menyangkut kondisimu." Ucap Danil pelan karena ingin Yola benar-benar mencerna apa yang Ia katakan.