Hari sudah mulai gelap Letta berjalan di trotoar menuju tempat pemberhentian bus untuk pulang ke rumahnya. Dia sudah bekerja selama tiga bulan di restoran dan hari ini tepat dia mendapat kan gajinya yang ketiga.
Suara bus berhenti tepat di depan halte membuat semua orang yang sudah menunggu untuk naik bus segera melangkah masuk kedalam. Hari mulai petang Letta termenung melihat keluar jendela dengan tatapan mata yang sedih dan juga capek.
Tak selang beberapa menit bus berhenti di halte yang biasanya Letta turun, dengan keadaan yang masih capek akibat pekerjaan nya hari ini Letta turun dengan malas.
"Huh capek banget" ujarnya kemudian duduk di bangku halte.
Di tengok kanan dan kiri, "tak ada orang" ujar Letta kemudian membuka amplop berwarna putih yang di berikan oleh bos tempat dia bekerja.
Terlihat beberapa uang ratusan ribu di dalam amplop tersebut kemudian Letta mengambil nya dan menghitung uang tersebut dengan sangat hati-hati.
"Satu juta delapan ratus" gumamnya kemudian mengambil beberapa lembar lalu berdiri untuk pulang.
••••••
"Ah ah ah" suara desahan mulai terdengar nyaring saat Letta menginjakkan kakinya di dalam rumah.
Letta hanya menggeleng kan kepalanya lalu dia menuju ke kamarnya sendiri kemudian dia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Dia sudah terbiasa mendengar desahan dari ibu tirinya yang pekerjaan nya adalah seorang pelacur bayaran dan biasanya dia tak menggubris desahan dari ibu tiri nya.
Plakk
Tamparan keras tepat di pipi Mira ibu tiri Letta, "kamu apa-apaan?" teriak Mira yang sudah tergeletak di lantai.
"Dasar pelacur sialan" ujar pria yang kira-kira sudah berumur lima puluh tahun.
"Memangnya aku bodoh bisa tertipu oleh seorang pelacur murahan" ujar pria paruh baya yang sudah emosi.
"Ada apa mah?" ujar Letta yang tiba-tiba muncul dengan hanya menggunakan handuk karena habis mandi.
Mira melihat kearah Letta dengan tubuh yang masih telanjang bulat, "kamu bisa menikahi dia asal semua hutang ku lunas" ujar Mira yang membuat Letta menganga tak habis pikir.
Pria paruh baya itu tersenyum kemudian melihat Letta dari ujung rambut hingga ujung kaki lalu senyumannya tambah lebar kemudian dia menatap Mira. "Oke aku setuju" ujar pria itu dengan entengnya lalu pergi meninggalkan kedua wanita yang masih saling menatap satu sama lain.