Seperti biasanya Letta berkerja di restoran yang sudah tiga bulan ini menjadi tempat kerjanya, dia selalu memakai pakaian yang tertutup karena dia tidak suka memakai pakaian yang terbuka.
Dengan menggunakan sweater berwarna merah muda kesukaan dia berangkat kerja naik bus menuju ke restoran tempat nya berkerja. Setelah kemarin dia memberikan syarat kepada Gustav pria paruh baya yang akan dinikahinya, Letta mendapatkan pesan yang isinya dia akan menikah Minggu depan.
"Huh apakah ini akan baik-baik saja" gumamnya sambil melihat ke arah ponsel nya di dalam bus.
Tak terasa bus yang dia naikin telah sampai di halte bus yang biasanya Letta turun. Berjalan beberapa meter menuju ke restoran karena jarak dari halte hanya beberapa meter.
"Selamat pagi" sapa Letta kepada teman satu shift nya.
"Pagi" jawab tiga orang berbarengan.
"Ada apa nih?" tanya Letta yang bingung karena semua karyawan sudah berkumpul.
"Lo cepetan dong, ganti seragam" ujar Nita temannya yang sudah akrab.
"Ntar gue jelasin" tambah Nita karena dia tahu jika Letta akan terus bertanya kepada dirinya.
Letta segera menuju ke ruang ganti perempuan dan mengganti pakaian menjadi seragam dari restoran dimana dia berkerja saat ini. "Selamat pagi semuanya" ujar manajer restoran menyapa karyawan
"Pagi"
"Karena hari ini akan ada tamu spesial dan mereka meminta untuk mengosongkan restoran dari pagi" jeda pak Slamet selaku manajer.
"Maka hari ini kita akan melakukan pembersihan restoran dan juga kita akan menyiapkan bahan makanan yang sudah dipesan" tambahnya.
"Baiklah mari bekerja" akhir kata dari pak Slamet.
Semua karyawan restoran langsung melakukan pekerjaan yang sudah diberitahu kan oleh pak Slamet tak terkecuali Letta yang sekarang sedang membersihkan meja bersama Nita. "Siapa sih yang nyewa?" tanya Letta penasaran.
"Gue juga nggak tahu, tapi denger-denger dari keluarga Adinata" jawab Nita membuat Letta kaget.
"Adinata" beo Letta.
"Iya Lo kenal" ujar Nita sembari membersihkan meja.
"Nggak lah" elak Letta.
Letta terus membersihkan meja sembari memikirkan apa yang akan terjadi kepada dirinya jika pria sombong itu tahu kalau dirinya berkerja disini dan juga apakah Gustav akan ikut dalam acara ini.
Letta terus memikirkan hal itu dan tak terasa semuanya sudah selesai melakukan pekerjaan nya, "baiklah semuanya, mereka akan datang dalam tiga puluh menit jadi semua makanan dihidangkan sekarang" ujar pak Slamet dari atas panggung.
Semua karyawan lagi-lagi disibukkan dengan kegiatan menghidangkan makanan di atas meja yang sudah ditata dan juga dibersihkan. "Let sini" Nita memanggil Letta untuk mengikuti nya ke arah dapur.
"Kenapa" tanya Letta.
"Kita lihat dari sini aja" ujar Nita dan diangguki oleh Letta.
Karena semua sudah siap dan tinggal menunggu orang yang memesan datang semua karyawan beristirahat di dapur restoran. Dan juga selama acara semua karyawan di larang keluar karena si pemesan sudah menyiapkan pelayan sendiri.
5 menit kemudian
Suara mobil mewah terdengar di luar restoran dan itu tandanya penyewa sudah tiba di restoran ini. Terlihat dari kaca dapur orang yang Letta kenali wajahnya yaitu lelaki mesum yang melakukan sex di depannya saat tidur turun dari mobil yang paling mewah.
Diikuti dengan gerombolan orang dibelakang nya memasuki restoran dan disambut hangat oleh manajer restoran. "Selamat datang Pak" ujar manajer restoran dengan ramah lalu memberikan akses untuk duduk di kursi yang sudah disiapkan.
Hingga datang seorang yang akan menikah dengan Letta dan itu membuat jantung nya berdegup kencang, semua pikiran negatif tertumpuk di kepala Letta hingga suara MC membuyarkan lamunan nya.
"Hadirin yang berbahagia...." Ujar MC dengan fasih di atas panggung yang sudah tersedia.
Letta terus mengamati dari dalam dapur, "Lo kenapa Let" tanya Nita yang melihat raut wajah Letta yang sedang cemas.
"Mmm, gue nggak papa" ujar Letta dengan mimik wajah yang di buatnya baik-baik saja.
Hingga apa yang dia cemaskan terjadi karena sosok Gustav sedang berdiri di atas panggung bersiap untuk berbicara. "Saya akan menggantikan posisi saya kepada anak saya satu-satunya yaitu Seno Gumira Adinata" ujar Gustav di atas panggung.
"Dan juga saya akan menikah Minggu depan" imbuhnya yang membuat semua orang yang berada di dalam restoran tercengang tak terkecuali anaknya sendiri yang akan naik ke podium diurungkan niatnya.
Para wartawan langsung menuju ke depan panggung dan menanyakan siapa orangnya. "No komentar" ujar Gustav lalu turun dari panggung menuju ke mobilnya meninggalkan semua orang yang sedang makan-makan.
Semua orang melanjutkan pestanya kembali sedangkan Letta sudah jantungan di dalam kamar mandi restoran, "untungnya dia tidak membeberkan namaku" gumamnya.
"Siapa yang ingin membeberkan namamu?" muncul pria yang Letta benci karena sudah menodai kesucian matanya.
"Emm, bukan siapa-siapa" elak Letta kemudian ingin keluar tetapi kalah cepat dengan pria dihadapannya yang sudah mencengkeram erat tangannya.
Tubuh Letta terpepet di tembok dan tangannya dikunci oleh tangan kuat pria yang ada dihadapannya, "kamu orangnya" tanya pria yang bernama Seno di depannya.
Letta tak menjawab pertanyaan nya dia hanya menatapnya dengan menahan tangisnya, "aku ingin tanya sekali lagi, kamu orang yang akan menikah dengan ayahku" ujar pria itu sedikit melembut.
Letta tak berani menjawab pertanyaan pria dihadapannya dan dia hanya mengangguk mengiyakan. "Apa yang kamu inginkan dari ayahku jalang?" ujar pria itu dengan kepalanya yang sudah mendekat di muka Letta.
Plakk
Tamparan keras tepat di pipi tampan milik pria yang bernama Seno itu dan membuatnya tercengang, "jangan sebut aku jalang kalau kamu tak tahu apa yang terjadi dengan diriku dan ayahmu" ujar Letta dengan suara yang menahan tangisnya.
Letta langsung pergi meninggalkan pria itu yang sedang memegang pipinya yang memerah akibat pukulan dari Letta. "Wanita yang menarik" seringai muncul di bibir Seno melihat Letta pergi.
••••••
Setelah kejadian itu Letta langsung melarikan diri dan izin kepada Nita jika dirinya tak enak badan nya. Nita yang melihat mata sembab Letta langsung mengiyakan nya dan Nita hanya menggelengkan kepalanya.
Tak terasa hari sudah mulai gelap dan Letta sudah sampai di rumahnya dengan ruangan yang gelap tak ada seorang pun. "Mamah" ujar Letta setelah di dalam rumahnya.
Tak ada sahutan dari mamahnya Letta menyalakan lampu ruangan lalu menuju ke kamar mamah nya dan ternyata tidak ada orang di dalamnya.
"Mamah kemana ya tak biasanya dia pergi selarut ini" gumam Letta sembari merapikan tempat tidur mamahnya.
Tok tok tok
Ketukan pintu membuat Letta berdiri dari kasur yang dia duduki, "siapa" ujar Letta berjalan ke pintu dan membukanya.
"Dengan nona Letta Amira Nugroho" ujar seorang dengan tubuh tegap dan menggunakan setelan jas rapi.
"Iya" ujar Letta sedikit takut.
Pria itu langsung menarik tangan Letta kasar dan membawa nya masuk kedalam mobil yang sudah terparkir di halaman rumah nya.