"Aku akan berlaku seperti cermin bagimu, apapun yang kau lakukan padaku, itu yang akan kulakukan padamu. "
-Arumi Arsyabilla Kinanti-
----------------------------------------------------------------
"Huhuhuuuu..hikss"
Dikamar mungil bercat merah muda itu, terdengar suara tangisan seorang gadis berambut ikal sebahu yang tak berhenti menangis sejak 2 jam yang lalu.
Sementara disisi ranjang, Dua sahabatnya hanya bisa melihat nya menangis histeris sedari tadi. Tak ada yang bisa dilakukan selain menunggu dia tenang, fikir keduanya.
"Ya,lo kenapa sih? Cerita dong sama gue.. "
Setelah dirasa kondisinya memungkinkan, salah seorang temannya mulai bertanya.
Gadis itu menopang kepalanya.
"Bisa budeg gue dengerin suara lo daritadi! "
Mendengar salah satu temannya berucap demikian, tangisan Lia malah semakin kencang.
Bugg..
"Diem deh Van, Kan tambah nangis tuh Lia nyaaa! " Ucap gadis itu kesal.
"Aduhh.. Abisnya gue kesel rum! Daritadi ga berenti berenti tuh si bocel. " Revan mengusap usap kepalanya yang baru saja dilempar bantal oleh Arumi,pelan.
"Jahat banget sih lo van! Huaaaaa"
Lia kembali mengambil tisu, -yang entah sudah keberapa kalinya- lalu membuangnya asal.
Revan seketika menutup telinganya.
Arumi melihat kesekeliling kamar, mukanya berubah masam.
Kamar gue udah kaya kapal pecah aja -batinnya
"Ya, lo kenapa? Ayo dong cerita sama kita.Udah 2 jam loh, lo nangis mulu daritadi" Ucap Lia berhati hati.
Lia menghentikan tangisnya, mulai di kontrolnya perasaan nya yang tadinya hancur.
"Itu, kak Argaa.. " Kepala Lia menunduk.
Mendengar nama Arga, Arumi jadi teringat dengan kejadian pagi tadi disekolah.
Waktu itu dia ingin cepat cepat meminjam buku Biologi di perpustakaan, Karna dia meninggalkan buku itu dirumah.Berhubung saat itu bel pergantian pelajaran belum berbunyi, cepat cepat dia menuju ruang perpustajaan. Lalu saat ingin kembali ke kelas, dia menabrak seseorang. Ternyata orang itu adalah Arga, Karna terburu buru Arumi memilih untuk cepat cepat kembali ke kelas. Lagipula dia tak ingin punya masalah dengan cowok itu.
"Kak Arga? Kak Arga yang songong itu? "
"Iii iyaa rum," Kepalanya masih menunduk,tak berani menatap Arum.
"Ck, Kenapa sih lo terobsesi banget sama itu cowo? Emang bener sih, dia ganteng, banyak yang naksir. Tapi kan sifatnya ituu.. Duhh jangan deh ya'. Cari cowok lain aja gih. " Tukas Arum.
Disudut kamar, Revan mengangguk anggukkan kepalanya, setuju dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu.
"Iya bener! Apasih yang lo liat dari si Arga itu? Masih mendingan gue 1000 kali lipat"
Revan berucap bangga. Dilipatnya kedua tangannya didepan dada.
Bugg..
"Hoby banget sih ngelemparin gue bantal!"
"Abisnya lo ngeselin! " Ucap Arumi acuh.
"Hhhhh... Mending gue cabut aja.Emang ya, perempuan itu ribet. Baperan."
Revan bangkit, bersiap melenggang kan kakinya meninggalkan kedua sahabat ceweknya itu.
Namun, sebelum dia benar benar meninggalkan kamar, sebuah benda kecil melesat cepat. Lalu tepat mengenai kepala Revan.
Gedebuk
"Aduhhhh.." Revan meringis.
"Hahaha rasain tuh! Makanya jangan sembarangan ngatain cewek! " Arumi tertawa bangga, karna lemparan nya ternyata tepat sasaran.
"Dasar BAPERANNN! " Ternyata masih sempat sempat nya Revan meledek temannya itu.
Arumi yang kesal bersiap bangkit untuk mengejar Revan. Namun Revan telah lebih dulu berlari meninggalkan kamar Arum.
"Hahaha aduhh.. Udah deh rum, biarin aja" Akhirnya Lia tertawa, tak tahan melihat tingkah kedua temannya itu.
"Gitu dong daritadi! Kalo senyum gini kan cantik" Arumi girang melihat temannya kini tersenyum.
Dalam hati, Arumi kesal dengan kakak kelas nya yang bernama Arga itu. Karna telah membuat sahabat baiknya begini.
Dia ingin membalas perbuatan Arga pada sahabatnya, namun ia bingung harus melakukan apa.
Awas aja nanti-batinnya
--
"Ga, udah sarapan? "
Farhan yang baru saja menuruni tangga seraya mengancingkan ujung jas nya menanyai anak satu satunya yang tengah duduk sambil meminum susu di meja makan.
Arga melirik sang ayah,lalu dengan cepat menjawab.
"Udah kok yah, ini baru selesai.Ayah ga sa-"
"Maaf yaa nak,Ayah harus buru buru.Hari ini Ayah punya jadwal penting sama client. "
Ujarnya dengan terburu buru.
"Ohiya,nanti kalo kamu mau makan minta sama Bi Ijah aja yaa.Kunci mobil ada dikamar Ayah. Nanti ambil aja"
Sambung Farhan yang kini tak lagi terlihat di pandangan.
Selalu aja gini -Batik Arga
Drrtt.. Drrtt..
Handphone di sakunya bergetar.Dibukanya Caps lock handphone nya itu.Saat itu juga sebuah notifikasi muncul dilayar.
Andra: Ga, gue udah otw nih kerumah lo.Jangan tinggalin kampret!! 06:57
Arga tersenyum simpul melihat isi pesan yang dikirim oleh Andra.Memang mereka berdua sering berangkat bersama kesekolah.Tapi karna Andra sering telat, Arga terpaksa meninggalkan temannya itu untuk pergi duluan.
Tangannya bergerak cepat mengetik sesuatu di layar.
Cepetan. 06: 57
√√ Read
Arga menyimpan kembali ponselnya kedalam saku.Lalu duduk di ayunan di depan taman rumahnya.
Hanya selang beberapa menit, suara motor yang khas ditelinga Arga terdengar cukup kencang.Motor itu memasuki pekarangan rumah Arga. Lalu berhenti tepat disamping mobil Arga berada.
Seorang pria berjaket cokelat melepas kan helm nya.Sebenarnya muka Andra bisa dibilang diatas rata rata.Namun tingkah konyolnya membuat pria ini meninggalkan kesan kekanak kanakan pada dirinya.
Childish, itu yang selalu ada di fikiran Arga pada temannya yang satu ini.
"Ayo buruan!! " Andra turun dari motornya, lalu berjalan menghampiri Arga.
"Lo yang nyetir ya" Arga menghampiri Andra, melemparkan kunci mobil nya kearah Andra. Lalu duduk santai di dalam mobil.
Andra berdecak, padahal kali ini dia sedang tidak mood. Tapi apa boleh buat?
Dia harus sadar diri karna dia hanya menumpang di mobilnya Arga.
"Buruan! " Arga nelongokkan kepalanya di sela kaca mobil.
"Siap bos!!"
--
Arumi bersenandung ceria, saat ini dia tengah mengendarai sepeda pink nya menuju kesekolah.
Setiap hari Arumi mengendarai sepeda untuk pergi kesekolah. Jarak antara sekolah dan rumahnya tak terlalu jauh. Jadi ia lebih suka mengendarai sepeda nya itu setiap berangkat kesekolah.
Biasanya Arumi berangkat bersama Revan, Semenjak 10 tahun lalu pindah di kota ini,Arum jadi dekat dengan tetangga sebelah rumahnya yang kini menjadi sahabat baiknya itu.
Tentu saja Revan membawa sepeda nya sendiri.Tapi hari ini Revan bilang kalau dia sakit sewaktu Arum mengajaknya berangkat sekolah pagi tadi.
Brukkk..
Tiba tiba Arumi kehilangan keseimbangan,Tubuhnya jatuh bersama dengan sepeda pink kesayangannya.
Entah apa yang terjadi,saat ini dia hanya merasakan kepalanya sakit luar biasa.
"Aahhhh.. " Dipegangnya kepalanya dengan erat.Samar samar dia mendengar langkah kaki seorang pria mendekatinya.
Setelah itu,semuanya gelap.
Ternyata saat berada di persimpangan jalan tadi, Arumi terlalu fokus dengan lamunannya.Sehingga tidak menyadari ada sebuah mobil yang melintas cepat kearahnya.
Seorang pria turun dari mobil itu,Diguncangkan nya badan Arumi berkali kali.Setelah dirasa usahanya tak berhasil sama sekali,dia berlari masuk kedalam mobil.Mencoba memanggil temannya.
"Gaa! Gawat! Cepetan turun! " Dengan berbisik namun terlihat memekik, Andra panik memanggil Arga untuk turun dari dalam mobil.
"Ada apaan sih?"
Arga yang tak menyadari bahwa mobilnya barusan menabrak seseorang, bertanya acuh pada Andra.
Dibukanya sedikit kaca mobilnya, agar Andra bisa berbicara leluasa kepadanya.
"Kita nabrak anak orang!!"
Andra berucap, keringat dingin mengucur di pelipisnya.
--
"Gimana nih gaaa?!"
Sejak menyadari ada seseorang yang mereka tabrak,buru buru Arga dan Andra membawa gadis itu masuk kedalam mobil.Taklupa sepeda pink nya, ditaruh diatas mobil Arga.
Untungnya waktu itu tidak ada seorang pun melintas. Jalanan itu terlihat sepi, sehingga memudahkan Arga dan Andra memasukkan gadis itu kedalam mobil.
Mereka lalu memutuskan untuk membawa gadis itu kerumah Arga.Andra mondar mandir di ruang tamu rumah Arga.Sementara Arga menunggui gadis cantik yang tadi mereka tabrak.
Dikepalanya saat ini tertempel perban putih dengan rapi,Arga yang memakaikan nya tadi.
"Gimana apanya? Dia gapapa kok" Ucap Arga
"Nanti kalo kita ketauan nabrak orang gimana?! Terus kalo kita dimasukin ke penjara gimana? Entar yang ngasih makan kucing gue dirumah siapaaa gaaa?! "
Andra berseru, panik.
"Dia cuma keserempet dikit."
"Lebay lo mah." Sambungnya.
Diam diam matanya melirik kearah gadis yang masih tak sadarkan diri itu.
Arga merasa ada sesuatu disana, sesuatu yang menarik perhatiannya untuk terus melihat gadis itu.
Wajahnya terlihat familiar, namun Arga juga tak yakin siapa dia.
Matanya teralihkan pada badge nama yang tertempel di seragam gadis itu.
'Arumi Arsyabilla.K'
Tertulis jelas disana.
Lalu pandangannya perlahan dialihkan kesamping,Arga melihat simbol sekolah milik papanya tertempel jelas di sana.
SMA Angkasa Adhitama.
Jadi gadis ini juga satu sekolah dengan mereka?
Siapa dia?