Chereads / KENAN atau AKSA / Chapter 1 - 1. JANJI

KENAN atau AKSA

bilaaapr
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 14.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 1. JANJI

****

Kenan bilang, Kenan bakal pulang nemuin Nara kalo uda SMA. Kata Kenan, dia gabakal lupain Nara.

Kenan, nanti kalo kita jumpa lagi, kita main tangkap kupu-kupu lagi ya... Nanti Nara deh yang bakal kalah, soalnya kasian Kenan kalo kalah terus.

Hahahah, Kenan, janji ya gak ninggalin Nara. Kenan harus inget kalau kita pernah makan bareng dibawah pohon mangga Buk Saleha.. Hahaha, waktu itu kita dimarahin kan karena nyuri mangga dia.

Tapi yang penting sekarang, Kenan harus balik ya nemuin Nara.. Jangan lupain Nara.. Nara sayang Kenan.

Dari Temen Kenan

Kemayu Winara.

****

Seorang gadis berbalut sweater putih tersenyum simpul saat membaca sebuah surat yang ada digenggaman nya.Warna kertas itu pun sudah kekuningan, tapi ia masih saja setia menyimpan benda tersebut di sebuah kotak berwarna ungu tua.

Ia tersenyum kecut. Memori saat Kenan berjanji untuk kembali terulang untuk kesekian kali.

flashback on.

"Kenan pergi dulu ya Nara, nanti Kenan balik lagi."

Sudah berulang kali Kenan mengucapkan hal yang sama, tapi gadis kecil yang ada dihadapan nya masih enggan melepaskan pelukan erat yang mengapit Kenan.

5 menit berlalu, bocah kecil itu melepaskan pelukan nya, lalu menatap anak laki-laki yang berdiri tepat menatap nya. "Gamau... Nanti Kenan lupa sama Nara," dia terisak kembali. "Kenapa Kenan harus pergi? Kan di sini juga ada banyak mainan, tiap hari kita pulang sekolah pasti bisa main petak umpet, lomba lari, bahkan kita bisa nangkap kupu-kupu. Nanti Nara deh yang ngalah, tapi Kenan gaboleh pergi..."

Kenan tersenyum lalu beralih mengambil sesuatu di tas nya. Sebuah gelang tipis pink dengan kepala beruang yang menjadi hiasan.

"Ini buat Nara. Nanti kalo Nara kangen main sama Kenan, Nara bisa main sama dia," Nara mengambil karet tersebut. "Kenan juga punya satu lo.. Nanti Kenan simpen deh."

Nara mengganggukkan kepala mengerti. Namun tetap saja, ia masih belum rela membiarkan teman sedari kecil nya pergi begitu saja.

"Apa janji Kenan kalo Kenan bakal balik lagi kesini?"

Kenan meletakkan jari telunjuk nya di dagu, mencoba berfikir.

"Kenan akan bersekolah disana. Tamat SMA Kenan usahain akan pulang, nanti Nara dateng aja ketempat Kenan kalo Kenan gak pulang.. Tapi Kenan janji bakal pulang kok!"

Mendengar janji Kenan, cewe berlesung pipi itu tersenyum simpul. Dia menunjukkan jari kelingking kecil nya. "Janji ya Kenan.. Nanti Nara nyusul Kenan... Tapi Kenan gaboleh lupa lho!!!"

Kenan menganggukan kepala nya lalu mengaitkan kelingking nya juga dengan jari Nara. "Janji!"

flashback off.

"Naraaaa."

Sontak Nara membuyarkan lamunan nya. Ini sudah 4 tahun lalu terjadi, tapi bayang-bayang Kenan tetap setia mengunjuki otak nya. Seolah-olah Kenan la saraf permanent yang tidak bisa dihapuskan.

"Iya Nek, bentar." teriak Nara dari dalam kamar.

Nara lalu berdiri membereskan penampilan nya. Ia tersenyum di depan kaca.

"AKU SIAP JEMPUT KENAN!!! TUNGU NARA KENAN!!" teriak nya kuat.

Nara menggeret koper nya. Ia terdiam saat sudah berada di ambang pintu. Dengan senyuman ia memandang setiap sudut kamar serba pink tersebut. Mungkin untuk 2 tahun kedepan ia tidak akan pernah melihat kamar ini lagi. Tapi tidak tau jika nanti liburan, mungkin dia akan kembali dengan membawa Kenan sebagai oleh-oleh nya.

"Nek, Nara pergi dulu ya..."

Nara mencium satu-satu nya orang yang berada di sisi nya saat ia terjatuh. Nenek, hanya itu yang ia punya. Kedua orang tua nya tak tau pergi kemana. Walaupun banyak yang mengatakan hidup dengan seorang nenek yang sudah memiliki berbagai macam penyakit itu sulit, Nara membantah semua asumsi tersebut. Bagi Nara, Nenek nya adalah tombak segala kehidupan nya. Mengapa ia bisa menjadi sebesar ini? Tidak ada jawaban lain selain nenek nya.

"Hati hati yo ndok, jaga makan mu. Jangan sampai kurus kaya gini.." Nenek Nara memeluk Nara, tak tertahan, ia menangis pelan.

Nara mengusap air mata nenek nya. "Nenek gaboleh nangis, Nara janji Nara bakal pulang dengan provesi yang tinggi.. Nara janji itu!"

Nara sendiri memang tidak memberi tahu bahwa dia ke Jakarta karena mengejar Kenan.

"Yo wes.. Jangan nakal nakal yo.. Nenek ga sanggup ngejar kamu kalau kamu ada apa apa disana."

Nara mencium kening nenek nya. Cewe itu agak sedikit menunduk agar bisa menyentuh kulit keriput sang nenek. "Ya , Nara tau, Nara gabakal nakal, Nara kan uda janji bakal belajar yang giat." ujar Nara meyakinkan.

Nara menghampiri wanita yang juga sudah berumur, lalu ia memeluk nya erat. "Jaga nenek ya bude.."

Wanita itu adalah tetangga Nara. Nara sendiri juga sudah diasuh nya sedari kecil. Nara pun juga sudah menganggap nya sebagai saudara sendiri.

Bude nya memeluk kembali. "Iyo la ndok, uda jangan susah hati. Nenek mu bakal sehat disini. Jangan risau." ia menyapu air mata yang tak terasa keluar. "Ini alamat sepupu bude."

Nara membaca surat tersebut. Alamat sepupu bude yang berada di Jakarta. Untuk dua tahun kedepan, Naraharus tinggal disana.

"Uda siap? Ayo Nara." ucap Pakde yang sudah duduk diatas vespa putih nya.

Nara menggangguk, ia menyeka air mata nya lalu memandang rumah nya. Ia berjanji! Ia akan pulang lagi dengan status yang tinggi agar nenek nya tak perlu susah mencari uang dengan berladang.

Nara naik keatas vespa dengan air mata yang sudah membanjiri pipi. Dengan lemas dia melambai kearah nenek serta tetangga lain nya yang menjadi saksi kepergian nya. Nara, seorang gadis kecil yang sekarang sudah menjelma menjadi bidadari kampung.

***

Setelah 5 jam di perjalanan, Nara keluar dari gerbang stasiun. Dia sudah sampai di kota besar Jakarta. Dengan mengandalkan sebuah surat, Nara mencoba menghentikan Bajaj, tapi Nara mulai berfikir. Uang yang dibawa nya hanya 7 juta. 6 juta untuk biaya pendaftaran, dan sisanya untuk uang sehari-hari sampai beberapa bulan kedepan.

Nara sendiri juga tidak yakin uang itu akan bertahan berapa lama. Tapi sebisa mungkin dia akan berhemat, Nara tau uang itu berasal dari penjualan tanah Nenek nya di kampung.

Nara mencoba berjalan. Dia bertanya dengan setiap orang yang lewat.

Setelah beberapa menit berjalan, Nara merasa frustrasi. Kota ini sangat besar, dia juga kelimpungan saat mengenal beberapa macam jalan. Dengan tangan kanan yang memegang koper, dan tangan kiri memegang kertas, Nara mencoba bertanya dengan ibu-ibu yang beru saja lewat.

"Buk, permisi. Ibuk tau jalan ini buk? Lewat mana ya? Saya dari kampung, gatau harus kemana buk."

Ibuk itu lalu membaca surat yang ada ditangan Nara. Lalu ia tersenyum. "Oh, ini dek. Adek lurus aja, nanti ada persimpangan, terus belok kiri. Nah terus aja.. Belok kanan, nyampe dek. Cari aja gang nya."

Nara hanya mengangguk mengerti, tapi otak nya sangat sulit mencerna apa yang barusan ibu ini katakan. Sebisa mungkin ia menghafal." Oh, makasi ya buk.."

"Emang kamu ngapain jauh jauh kesini dek?"

"Saya mau sekolah Buk,"

"Kamu kelas berapa dek?"

Nara tersenyum. "11 buk."

"Oh, saya saranin, kamu masuk sini aja dek." Ibu itu memberikan sebuah kertas brosur. "Saya guru disitu."

Senyum Nara mengembang. "Ibuk ngajar disitu buk? Makasi banget ya buk.."

Ibu itu pun juga ikut tersenyum, lalu ia membuka dompet nya dan memberikan sesuatu pada Nara. "Ini kartu nama saya, kalau kamu menunjukkan ini, kamu bisa dapat potongan 30%"

Manik coklat Nara yang jika terkana cahaya matahari begitu terang, membuat seketika. 30% gaes, 30%!!!!

Nara menganggur gembira. "Terimakasih ya Buk, nanti saya coba."

Ucap Nara lalu pergi meninggalkan ibu tersebut. Ia mengikuti instruksi dari Ibu tadi. Hingga sampailah Nara di sebuah rumah berwarna hijau yang tidak terlalu luas. Kawasanan nya pun cukup sempit dan kumuh.

Tok tok tok

Tidak ada jawaban.

Tok tok tok

"Sabar la!"

Nara terlonjak kaget saat pintu berwarna coklat terbuka. Seorang wanita dengan daster dan rambut yang diikat tak rapi memandang Nara dari atas sampai akhir.

Wanita itu bersender di pintu. "Nyari siapa?"

Nara menyadarkan diri nya dari lamunan. "Saya Nara bude,bude Nani kan? " sapa Nara lalu menyalami wanita tersebut.

"Iya,masuk."

Nara mengikuti wanita tersebut dari belakang. Pandangan nya mengedar pada foto-foto yang tersusun rapi.

Tak berapa lama, bude Nani membuka pintu kamar yang berada dibelakang dekat dapur. "Ini kamar kamu. O iya, gimana sekolah mu?"

"Saya belum daftar bude."

"Yauda, kamu bawak uang kan? Biar saya daftarkan."

Nara tersenyum lalu membuka tas nya, mengeluarkan sebuah kartu nama.

"Ini bude, tunjukkan ini maka saya dapat potongan."

"SMA WIJAYA? Apa kamu yakin? Disana sangat mahal, saya tidak mampu membayar uang sekolah mu!"

Nara menggeleng. "Saya akan mencari pekerjaan secepatnya."

Wanita tersebut mengangguk. "Oke, jika itu mau mu. Tapi jangan pernah meminta uang sekolah sama saya, anak saya aja nggak saya sekolahkan, kamu pulak anak kampung yang mau sok-sokan belajar di SMA mahal itu."

Nara hanya tersenyum. Lalu bude Nani menutup pintu kamar Nara. Nara langsung menghempaskan tubuh nya pada kasur yang tidak terlalu besar. Walaupun kamar ini dibilang sudah tidak layak dipakai, atau ini lebih tepat nya di sebut gudang daripada kamar. Tapi Nara mencoba bersyukur untuk apa yang di dapat nya sekarang.

"Oke Kenan, mulai besok sepulang sekolah kita mulai pencarian Kenan, tapi kemana ya?? Jakarta kan besar, gak kayak di kampung."

Nara memeluk bantal nya keras. "Aduh!! Kenan nih ngerepotin aja sih, katanya pulang. Tapi kagak pulang-pulang. Tapi Nara tetap sayang kok."

Nara memejamkan matanya. Hari ini cukup melelahkan. Seusai mengabari nenek nya di kampung bahwa ia telah sampai, Nara langsung tertidur. Nara harap, besok ia akan bertemu dengan apa yang dicari nya selama ini.

"Nanti kan kita SMA, kata Mama Kenan, kita nanti abis SMP bakal SMA, nanti Nara dateng aja ketempat Kenan kalo Kenan gak pulang.. Tapi Kenan janji bakal pulang kok!"

Mendengar janji Kenan, cewe berlesung pipi itu tersenyum simpul. Dia menunjukkan jari kelingking kecil nya. "Janji ya Kenan.. Nanti Nara nyusul Kenan... Tapi Kenan gaboleh lupa lho!!!"

Nara tersenyum lebar. "Kenan, Nara datang, Nara akn jemput Kenan sesuai janji Nara..."

"Karena Nara yakin, cinta itu tau rumah nya. Nara pasti bisa cari Kenan. Bisa gak bisa, harus bisa. Tunggu Nara ya kenan:)

Dari orang yang kamu sayangi

-Kemayu Winara.

TBC..

Next? Komen

VOTE, KOMEN AND SHARE❗

Jika ada masukan? Bisa kasih saran. Chat saja. Karena aku juga butuh saran dari kalian untuk membuat cerita ini lebih baik lagiii💕💕

Tetap support AKA(Antara Kenan & Aksa) ya....

Aku tunggu loh masukan nya... Juga jejak kalian.. Jangan lupa tinggalkan...

Maaf jika ini kurang nyambung, soalnya masih amatiran... Oke,...

Puisi atau kata-kata diatas sana aku dapat dari mana? Aku dapat dari akun wp ventymarsellina

SALAM CANTIK

-bilaaapr

#AntaraKenan&Aksa