satou bangun, melihat ke sekeliling dengan wajah datar tidak berekspresi. Memang ia sama sekali tidak bisa berekspresi sedikit pun. itu semua hanyalah akting. hanyalah sebuah kebohongan yang biasa di lakukan satou. ia adalah pembunuh bayaran, seharusnya itu menjadi hal mudah untuk dilakukan. berbohong, bermuka dua.
kedua mata merahnya menatap dalam ke sebuah radio rusak disana. tepat di atas sebuah meja di sebelah kasur. seperti nya ia ingin memperbaikinya nya hari ini. satou berjalan tenang kesana. mengambil salah satu kaset disana dan memutar nya. ia akan memperbaikinya, hanya segini saja ini sangat mudah.
***
tok,..tok...,tok..
***
satou memiringkan wajahnya, surai pink nya tergerai manis. ia menatap dengan kedua mata merahnya. tidak terkejut, hanya melihat tanpa bergeming. kedua matanya menatap kosong dan perlahan menatap dari ujung matanya ke arah radio yang belum sempat ia perbaiki. wajah kosong dan pucat nan cantik itu menatap lagi ke arah depan dengan tenang ,namun penuh kengerian yang membuat siapapun merinding.
***
guru itu mengetuk pintu itu. aneh. apa remaja itu baik baik saja. guru itu mendekatkan wajahnya ke arah pintu. tidak ada suara..., aneh...
"hei kau baik baik saja?" tanya guru itu. ia memiringkan kepalanya dengan bingung. sedikit merasa heran karena tidak ada satupun suara disana.
"iya baik baik saja" seru suara manis di dalam. oh itu anak itu. guru itu menghela nafas. tidak seharusnya ia menaruh curiga. ia sedang sakit.
"apa kau mau di bawakan makanan?" tanya guru itu lagi.
"uhuk..uhuk...-"
"eh?"
"-...maaf aku... masih ingin tidur .." seru suara itu lemas. setelah itu tidak ada suara lagi. guru itu merasa curiga. ia membuka kenop pintu. membuka pintunya, dan melihat ke arah kasur. tidak ada suara..., disana juga tampak kasur mengelembung disana. guru itu mendekat.ada surai pink tergerai disana sedang bersandar ke arah jendela.
seperti nya tidak masalah. guru itu tersenyum ramah dan kasihan. ia menaruh tangannya di atas surai itu dan mengusapnya pelan. ia masih tidak bergeming. tetap diam disana.
"semoga kau baik baik saja" seru guru itu. ia berbalik menuju ke arah pintu.
***
"ngh...hngh"
***
eh suara apa itu?. guru itu melihat lagi ke arah sekitar. tidak ada suara. remaja itu sedang tidur kan?. tanpa banyak ambil pusing. guru itu mengangkat bahunya dan pergi dari sana. menutup pintu. sembari itu. ada seseorang bersurai merah muda yang sedari tadi berdiri dibelakang nya. diam tidak melakukan apapun hanya menatap datar ke arah depan.
ia menatap kedatangan ibu guru itu hingga ia keluar. kedua manik matanya menatap kearah pintu dan derap kaki yang menjauh. ia mendekat , melihat kearah sesosok bersurai pink disana. ia menyentuh pundaknya. mengarahkan wajah kosong nya melihat kesana. tidak menaruh kasihan dan pergi begitu saja.
sosok yang tentu saja bukan dirinya. terikat di bawah selimut dengan mulut terekat. ia menangis ,ingin membuka suara dan memucat disana. kedua matanya menatap penuh air mata dan mukanya pucat. 'tolong!' katanya tadi. tapi tidak ada seorangpun yang akan menolongnya.
sembari itu sebuah suara muncul lagi setelah beberapa waktu dari sebuah radio yang di selipkan di kantong celana sang korban. bzzt..., dan suara anak yang sedang terikat itu terdengar menyahut nyahut. ia tidak bisa bergerak ataupun berteriak, atau... pisau kecil yang tadi di tempatkan di lehernya akan langsung bergerak dan menusuk langsung urat nadi di lehernya.
"iya baik baik saja..."
"..."
"uhuk...uhuk..maaf..aku masih ingin tidur..."
"..."
bzzzt...klik.
***
satou melangkah keluar. tidak ada seorangpun. kedua manik mata kosong nya mengarah ke sekitar. ia mengenakkan seragam SMP. seragam yang tadi ia ambil dari korban tadi. ia adalah siswi yang tadi sempat berjalan tepat di belakang UKS. tanpa berkata apapun ataupun mengeluarkan sedikit pun suara satou menyekapnya dan langsung mengikatnya di atas kasur dalam waktu yang sangat singkat.
"nee-chan" seru salah seorang bocah. satou mengarahkan wajah nya ke arahnya. anak kecil bersurai hijau itu menatap ke arah satou dengan bingung. satou memasang senyum ramah, ia menunduk dan mengelus surai anak itu dengan ramah.
"ada apa nak?", anak itu melihat ke arah satou dan tersenyum melihat gadis cantik itu tersenyum ramah padanya. kedua manik mata satou melihat ke arah anak itu dalam. ia ingin membunuhnya karena telah berani menganggu waktunya untuk melihat kei. tapi tidak...bisa, ia harus menunggu waktu yang tepat.
"nee-chan, aku tadi tersesat dan mau ke wc. nee-chan mau ngapain disini?" tanya bocah itu menatap ke arah satou. ia heran kenapa ada anak remaja yang masuk kedalam sekolah SD.
satou menatap datar dan kembali lagi tersenyum manis. ia mengelus surai itu acak acakan, dan memeluk gadis itu. kedua manik matanya langsung menatap kosong ke arah anak itu. mengarahkan pisau kecil di antara rok anak itu. "nee-chan mau bertemu adik nee-chan" seru satou. ia menatap dengan wajah mengelap dan kosong.
"oooh, kalau begitu. aku mau ke wc dulu ya Dadah nee-chan" seru anak itu. ia melambai dan satou hanya menjawab dengan senyuman lebar. ia tersenyum manis, kedua matanya tertutup dan wajahnya terasa bersinar Membuat semua orang bahagia. setelah anak itu menghilang barulah. wajah satou kembali berubah. menjadi wajah kosong dan gelap. tidak ada lagi sinar kebahagiaan. itu hanyalah akting.
sementara itu, anak itu tertawa tawa bahagia Karena bisa melihat remaja perempuan itu. wajahnya sangat cantik dan manis. ia juga ramah. ia tidak sabar bertemu nee-chan lagi. sembari itu, ia melangkah menuju ke toilet. aneh, tadi saat nee-chan memelukku. rok ku jadi terasa lebih berat. ah sudah lah.
ia mengambil posisi duduk dan seketika itu juga...krak.., sret..anak itu terdiam. wajahnya memucat. ia melihat ke arah bawah. cairan merah mengucur perlahan dari sana. semakin deras, dan seketika itu juga pisau kecil itu menyelinap lebih dalam dan membuat sesuatu dalam rok itu terpotong seketika. "AAAAKH!" dan tidak ada suara lagi...selain cipratan darah disana memenuhi lantai toilet itu.
***
hening
***
dan seorang anak yang mati terduduk disana. tidak bergeming lagi, tubuhnya memucat putih pasi membiarkan darah merah segar perlahan keluar memenuhi lantai toilet itu dan dengan perlahan tanpa suara merembes keluar tanpa seorangpun yang tau. tanpa seorangpun disana.., dan tanpa siapapun yang tau.
***