Setelah itu merekapun pergi dari toko itu.mobil yang dikendarai deven melaju kembali kearah kantor.
"Sudah sampai, terimakasih sudah mau membantu saya tadi dan sesuai janji saya, saya akan menaikkan gaji mu 3 kali lipat" ucap deven saat sampai.
"Iya sama sama, tapi tidak papah pak gaji saya tetap juga yang penting saya tidak jadi kehilangan pekerjaan saya" ucap Tian.
"Tidak ada penolakan" ucap Deven dengan tegas dan tak terbantahkan.
Lalu Tian mendelik tak suka dan berkata "terserah bapak saja"ucap destian sambil keluar dari mobil Deven.
"Bagus" ucap Deven.
Saat malam hari Destian tidak sengaja melihat Deven sedang sedih ditaman dan ia mendengarkan semua yang diucapkan Deven.
"Dri kanapa kamu jahat sama kamu padahal aku ngga pernah nyakitin kamu sekalipun aku sangat mencintaimu, dan bagaimana aku bilang sama mama kalo hubungan kita berakhir"ucap Deven perustasi akan perasaannya dan mengacak acak rambutnya.
Tak lama Destian menepuk pundak Deven, Deven pun terkejut dan berkata "Hey ternyata kamu" ucap Deven.
"Maaf pak mungkin saya lancang, tadi saya tak sengaja mendengar semua yang bapak katakan" ucap Tian.
"Yasudah tidak papah" ucap Deven sambil ngusap air mata yang menetes dipipinya.
"Kalo boleh saya tahu siapa dri itu?"Tian bertanya kepada Deven.
"Indri dia mantan pacar aku, yang tadi siang melayani kita dibutik" ucap Deven sambil menatap bulan.
"Oh jadi yang tadi mantan bapak, eh maaf ya pak saya ngga ada maksud apa apa kok" ucap Tian merasa bersalah atas ucapan dan pertanyaannya kepada bos nya itu.
"Ngga papa" ucap Deven.
"Tapi pak kenapa harus galau? Kan masih banyak wanita yang lebih baik dari mantan bapak itu" ucap Tian.
"Mungkin itu menurut mu tapi, sayang tidak bisa move on karna Indri adalah cinta pertama saya dan kita udh ngejalani hubungan selama 6 tahun" ucap Deven.
"Ohh jadi gitu ya, emang susah pak move on apa lagi dia cinta pertama bapak" ucap Tian.
Destian melihat jam dipergelangan tangan nya menunjukkan jam 8 malam dia harus pulang karna dibi pasti menunggunya lalu dia berpamitan dengan bos nya.
"Pak saya duluan yah soalnya anak saya pasti udah nungguin dirumah" ucap Tian tak enak karna harus meninggalkan boss nya ditaman sendiri.
"Oh ya gak papa, kasihan juga anak kamu nunggu." Ucap Deven.
"Selamat malam pak" ucap Tian sambil berjalan.
"Ya juga" ucap Deven.