"Selamat bro. Nih kembang." Felix menyodorkan buket bunga pada Reinaldi yang diterimanya dengan senyum lebar. Hari istimewa ini akhirnya tiba. Dia sudah jadi sarjana hukum, perjuangan sewaktu skripsi tidak sia-sia.
Renata disebelahnya terus tersenyum. Cewek itu juga sudah menyelesaikan skripsinya dengan baik dan sudah diwisuda beberapa waktu yang lalu.
"Foto dulu dong." Kata Renata manja. Felix akhirnya memotret mereka berdua. Lalu bergantian dengannya.
"Kapan lo lulus?" Tanya Reinaldi.
"Bosen gue ditanya hal yang sama terus." Sahut Felix ketus.
"Yah, gue kan mau datang ke wisuda lo, bro."
"Awas aja kalo lo nanti ga datang waktu gue benar-benar diwisuda."
Reinaldi meringis. Setelah ini mereka mungkin akan jarang bertemu. Karena Reinaldi akan mulai terjun ke masyarakat dan juga bekerja, waktunya sudah tidak lagi fleksibel untuk mereka berkumpul bersama.
***
Mereka kearah lobby dimana semua orang berkumpul bersama keluarga pada wisudawan.
Dari jauh Reinaldi bisa melihat Firly yang sedang berkumpul bersama beberapa temannya.
Setelah putus, Firly seakan anti berada dekat-dekat Reinaldi. Cewek itu selalu menghindar dan tidak membalas sapaannya. Tapi, hari ini adalah hari spesial. Mungkin Firly tidak akan keberatan apabila mereka mengambil foto bersama.
"Gue kesono bentar."
Reinaldi meninggalkan Renata dan Felix yang memandangnya keheranan. Reinaldi terlihat menyapa Firly dan mereka berfoto berdua.
"Itu siapa sih?"
"Mantan pacarnya."
"Hah? Kok bisa-bisanya dia foto berdua sama mantan pacarnya?"
"Ga usah cemburu, Ren. Dia juga ga bakal balikan, kok."
Tak lama Reinaldi kembali berkumpul bersama mereka.
"Nanti malam kerumah gue ya. Nyokap gue bikin acara syukuran."
Renata dan Felix mengangguk. Sementara mata Felix tidak lepas memandang kearah Firly. Dia ingin menghampiri cewek itu untuk mengucapkan selamat tapi dia merasa tidak enak pada Reinaldi.
"Gue duluan ya. Mau foto keluarga ke studio. Inget ya. Entar malem kerumah gue." Kata Reinaldi dari dalam mobil. "Gue duluan ya, Lix."
Felix cuma mengangguk saja lalu mobil Rei meninggalkan pelataran gedung.
Sepeninggal Reinaldi, Felix memandang sekitar gedung yang sudah semakin sepi. Hanya tersisa sedikit wisudawan yang masih berfoto-foto.
Dengan tergesa dia masuk kembali ke gedung dan mencari Firly. Siapa tahu cewek itu masih ada, dan Felix bisa mengucapkan selamat padanya dan juga mengatakan sesuatu yang lain.
Namun, dia tidak ada. Firly tidak ada disana, begitu juga teman-temannya. Dia sudah terlambat.
Felix menuju mobilnya dengan langkah gontai. Terasa sedikit penyesalan dihatinya.
Padahal mungkin inilah kesempatan terakhirnya untuk bertemu cewek itu.
Atau mungkin tidak?