Larisa keluar dari ruang ganti Arvan dan teman-temannya masih dalam kondisi air mata yang terus mengalir, dia sakit hati mendengar kata-kata Arvan yang seolah tak menghargai niat baik dan usaha kerasnya untuk membantu pemuda itu. Padahal niatnya tulus karena ingin membantu sekaligus membalas budi atas semua kebaikan yang sudah Arvan berikan padanya.
Larisa bergegas menuju toilet, dia harus mencuci wajah atau Reza akan menyadari dirinya sedang menangis.
Namun terlambat karena sebelum dirinya masuk ke dalam toilet, dia berpapasan dengan Reza yang terlihat panik karena mungkin pemuda itu sejak tadi mencarinya. Larisa terkejut tentu saja karena dilihat dari segi mana pun sepertinya Reza sedang mencarinya padahal dia baru pergi sebentar ke ruang ganti Arvan.
Larisa menyeka air mata dengan jari-jari tangannya karena tak ingin dilihat Reza yang kini sedang berjalan menghampirinya.