Tubuh berbalut kemeja putih yang dipadukan dengan celana panjang dongker serta dilengkapi jas yang serasi dengan celana panjangnya tengah menghadap cermin berukuran setara dengan tinggi badannya—bahkan lebih tinggi. Kegetirannya terpampang jelas dari bibir bawahnya yang ia gigit.
Seorang pria memperhatikannya dari kejauhan. Itu ayahnya, seseorang yang kesehatannya berangsur baik. Berjalan ke arah putranya yang masih terdiam di tempat. Dipegangnya bahu kiri Johan, sedikit memberikan rematan penguat. Sehari sebelum malam ini, hampir ada perdebatan diantara keduanya. Johan sempat menolak kembali perintah sang ayah untuk menikahi Aruni dalam waktu dekat. Dia bilang, ia ingin menyelesaikan kuliahnya dulu.
Tentu sang ayah tak memenuhi permintaannya, apa salahnya jika nikahi lebih dulu. Toh, akan sama saja kedepannya. Yang terpenting itu, menghindari bertambahnya cacian untuk keluarganya ataupun keluarga dari pihak perempuan.