Semenjak selesai sarapan, Arum merasakan perbedaan yang terjadi pada Chika. Gadis itu lebih banyak diam dan sering tersenyum sendiri. Itu membuat Arum takut berada didekatnya. "Kau kenapa? Jangan bertingkah yang tidak sewajarnya. Kau membuatku takut,"
Chika menoleh pelan dengan tatapan datarnya. Dia seperti tersenyum kecil dengan tangan kanan yang terus memegang permen karet rasa semangka. Permen karet itu sejak saat dirinya berpergian bersama kedua orang tuanya. Selalu dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Pikirnya, dia datang ke Bali hanya bersama salah satu benda yang berhubungan dengan kenangan mereka, ternyata keduanya saat ini berada di pulau yang sama.
Hatinya sudah terlampau senang, akhirnya dia bisa melihat Dirga secara langsung. Jika bisa Chika utarakan, gadis itu akan melompat senang, atah bahkan berlari ke arah Dirga, memeluknya. Setelah terlalu lama melihatnya ditelevisi, akhirnya dia bisa melihat Dirga secara langsung, walaupun laki-laki itu tak melihatnya.