Chika berjalan melewati beberapa kelas milik kakak kelasnya. Dia juga menyapa beberapa kakak kelas yang ia kenal. Itu agar tidak dikatai sombong oleh kakak kelas sendiri. Dia juga berjalan bersamaan dengan adik kelas yang kelasnya dekat dengan kelas Chika. Paginya cerah, menenteng tas merahnya menuju kelas. Sesampainya disana, Chika hanya menemukan satu presensi yang menaruh kepalanya diatas lipatan tangan dimeja. Batinnya, tumben sekali orang itu datang sangat awal, belum ada seorangpun selain dia dan dirinya.
"Tumben sekali datang pagi. Biasanya saja, lima menit sebelum bel berbunyi baru saja menunjukkan batang hidungmu," Chika terduduk menaruh tasnya.
Tak mendapat jawaban, Chika menarik pundak gadis itu. Tadinya, Chika kira Arum tertidur, tapi tidak dengan kenyataannya. Mata Arum yang terlihat menggelap dan sedikit pucat. Tubuhnya juga terlihat lemas sekali, seperti jeli. "Astaga Arum, kau kenapa?"