Sang ibu menghampiri kamar Chika, beberapa kali ibunya menggerakkan kenop pintu. Tapi nihil, pintu tetap terkunci. Wanita itu memanggil nama Chika berkali-kali, tangannya juga ikut terketuk agar Chika mau membukakan pintunya.
"Chika sayang, Mami ingin bicara, sayang,"
Chika abai mendengar panggilan sang ibu, ia tetap berada di balkon kamarnya. Dirinya sudah tidak menangis, hanya hatinya saja yang masih belum terasa lega. Ia masih memikirkan semua perkataan sang ayah. Dia sadar apa yang diucapkan ayahnya jelas itu benar, tapi ia juga tak suka jika ayahnya selalu berkata hal yang sama tentang Dirga secara terus-menerus. Tadi itu, Chika hanya tak sengaja menyebut nama Dirga, tapi emosi ayahnya langsung membuncah.
