Aku merasa seperti kembali hidup saat melihat wanita yang aku cintai itu kembali senyum. Iya, kalian memang sangat mengetahui aku, betapa bahagianya aku ketika melihat senyum dan tawa yang hadir dalam wajah Chika. Walaupun keadaannya saat ini berbeda, aku sudah tak bisa menyentuh pipi lembutnya, aku juga tak bisa membelai kepala yang selalu ditaruh diatas pundakku. Bukan hanya wanita itu saja, tapi kedua malaikat kecil yang hadir diantara kami pun juga tak bisa aku hibur lagi. Jangankan menghibur, untuk menyentuh saja sudah tidak mungkin bagiku. Aku tidak ingin menyesalinya.