Pukul delapan pagi Dirga baru saja bangun. Chika sengaja tidak membangunkan Dirga karena, dia ingin suaminya itu bangun dengan sendirinya. Karena percuma saja jika Chika bangunkan, tapi ternyata tubuh Dirga belum terasa segar. Dan untung saja hari ini Chika tidak memiliki jadwal padat dalam pekerjaannya. Satu hari penuh, Chika akan menjadi pendamping sekaligus asisten sang suami.
"Sayang," panggil Dirga dengan mata yang baru saja terbuka. namun Chika sama sekali tidak mendengar panggilan suaminya itu, hingga membuat Dirga memanggulnya dengan suara yang lebih keras lagi. "Chika,"
Karena istrinya itu tak kunjung datang, maka Dirga yang akhirnya turun dari ranjang. Dirga mengusap wajahnya sembari mengumpulkan seluruh kesadarannya. Dia mulai keluar dari kamarnya, menuju tangga, sangat pelan langkah yang Dirga ambil demi menuruni satu persatu anakan tangga rumah itu. Bibirnya pun juga masih memanggil nama sang istri.