Dengan bantuan Septian, akhirnya Dirga bisa dibawa menuju kamarnya dan Chika. Dia bersandar pada sandaran ranjang, dengan kaki yang tertutup selimut lantaran kaki Dirga terasa dingin. Meskipun keadaannya yang terbilang lemah, tapi Dirga masih bisa bercanda bersama kedua anaknya. Apalagi mendengar perkataan sang anak tadi, membuat Dirga antara sedih dan juga terharu. Dirinya tak menyangka jika anaknya akan berbicara seperti orang dewasa.
"Papa, tadi pagi Bu Guru bilang jika Anggit pintar menggambar. Sedangkan Anggi pintar menghitung," celetuk sang anak.
Rasanya senang sekali ketika mendengar celotehan kedua anaknya yang lucu, sakit dikepalanya juga mendadak menghilang. Dirga menatap sang istri yang masih memasang wajah khawatirnya, membuat Dirga mengulurkan tangannya guna mengusap pipi kiri Chika didepan kedua anaknya. "Aku tidak apa-apa, sayang," kata Dirga.