"Papa, ayo berangkat. Nanti Anggi telat,"
Bocah laki-laki itu menarik jari telunjuk Dirga agar segera menuju mobil. Anak laki-laki Dirga itu sangat aktif sekali, bahkan sangat senang jika akan menuju sekolahnya—kedua anak Dirga dan Chika sudah masuk PAUD.
Sedangkan sang kakak, yang juga membawa tasnya dipunggung itu berjalan dengan santai melihat adiknya menarik tangan sang ayah. "Tidak, Anggi. Kita tidak akan telat, Papa itu bisa jadi pembalap biar cepat sampai," jawabnya yang masih memegang tangan sang ibu.
Baik Dirga maupun Chika hanya bisa terkekeh mendengar kedua anaknya itu. Astaga, kenapa benih Dirga bisa semenggemaskan ini? Jika keduanya dibandingkan, Anggi itu cenderung anak yang lebih ceria, dia juga termasuk anak yang ingin datang tepat pada waktunya. Sepertinya kita semua tahu, Anggi ini menurunkan sifat siapa. Sedangkan Anggit, dia anak yang cenderung lebih santai, tapi juga berusaha untuk tidak telat ataupun salah dalam melakukan sesuatu.