Pagi-pagi sekali Dirga sudah dibuat repot oleh istrinya. Pasalnya, sang istri minta untuk dibuatkan teh hangat. Jika itu enam pagi, Dirga tidak akan seceroboh ini, dia malah memasukkan gula. Berakhirlah dengan teh buatannya terasa asin. Ini juga karena masih pukul setengah lima pagi, ayam saja belum bersuara. Meskipun Chika meminta untuk dibuatkan ulang, Dirga tetap sabar menuruti permintaan istrinya itu.
Tidak hanya pagi ini, tapi selama seminggu kebelakang ini, jika sering meminta sesuatu di waktu yang kurang tepat juga, membuat Dirga juga keealahan mewujudkan nya. Bahkan, sang ibu mertua hingga turun tangan membantu Dirga. Laki-laki itu tidak akan marah dengan permintaan Chika.
"Kak Dirga!" panggil Chika dengan suara lantangnya. "Mana teh hangat Chika?"
