Dirga membawa kekasihnya itu menuju mobilnya. Tak perlu khawatir, tarikan tangannya tak akan menyakiti tangan Chika. Dia juga tak ingin, Chika terluka karenanya.
"Masuklah," Dirga baru saja membukakan pintu untuk Chika, telapak tangannya juga ia gunakan untuk melindungi kepala Chika agar tidak terbentur dari atap mobil. "Hati-hati kepalamu,"
Laki-laki itu langsung berlari menuju kursi kemudi dan langsung menyalakan mesin mobilnya. Dirga juga tidak mengucapkan sepatah katapun pada Chika. Kekasihnya itu hanya terdiam dengan kepala yang tertunduk juga, apalagi kedua tangannya juga dia satukan diatas pahanya. Dirga melihatnya gemas, ini seperti Chika yang pertama kali dia temui di SMA. Gadis itu tak pernah berubah ketika sedang gugup.
"Kak Dir—"
"Ssstt..." telapak tangan kiri Dirga langsung menutup mulut Chika yang baru akan menyebutkan namanya. "Diam. Aku sedang menyetir," ucapnya lagi.