"Kau boleh pulang, Chika," kata atasannya itu. Pria tua itu berjalan meninggalkan Chika didalam ruangannya, tak lupa dengan jas yang disampirkan dilengan bawahnya dan juga tas berisikan laptop yang biasa dirinya tenteng selama ini.
Meskipun sang atasan tak melihatnya, sebagai karyawan yang sopan, Chika membungkukkan sedikit tubuhnya untuk menghormati atasannya itu. Setelahnya, dia kembali duduk dan berniat untuk beristirahat sebentar—sekedar meregangkan tubuhnya yang terasa sangat pegal. Tapi, sesaat rasa pegal itu menghilang setelah melihat sebuah notifikasi dari sang calon suami. Dengan cepat dia langsung menegakkan tubuhnya saat Dirga mengajaknya untuk makan malam. Astaga, pengertian sekali Dirga ini.
"Asyik, asyik, makan malam," kata Chika dengan nada asal-asalan yang dia buat.
