Setibanya dirumah, masih dengan wajah yang senang, Chika berjalan ke arah ruang tamu dan menjatuhkan dirinya disana. Ah, hari ini rasa lelah bisa tak terasa ketika dia merasakan kebahagiaan lain yang sedang dia rasakan. Chika tidak tahu bagaimana cara mengekspresikannya, dia sudah terlampau senang.
"Jangan hanya terlalu senang dengan karirmu, pikirkan juga dengan masa depanmu yang lain," kata sang ibu yang mendadak membuyarkan angan-angannya.
Tak menghilangkan senyum yang sedari tadi dia pasang, Chika memberikan ruang disisi kanannya agar sang ibu duduk tepat disebelahnya. "Masa depan apa, Mi?" tanya Chika.
Sang ibu sempat membuang mukanya berlawanan arah, kedua tangannya juga terlipad didepan dadanya. Jika dilihat, sepertinya sang ibu memang sedang dalam suasana hati yang buruk, nyatanya dari tatapan yang dia berikan pada putrinya, bukan seperti tatapan antara seorang ibu dan anak dalam keadaan harmonis.
"Berapa usiamu?"