"Tomi, kau sedang apa?"
Pemuda bernama Septian itu menghampiri presensi Tomi yang asyik melakukan sesuatu. Jamal yang lebih dulu duduk di sofa hanya menampilkan senyum malaikatnya saat menatap dua orang itu saling berinteraksi.
"Aku sedang mengecat telur-telur puyuh ini seperti telur ayam lainnya,"
Tercekat? Jelas. Memangnya orang bodoh mana yang mau melakukan hal itu selain Tomi? Orang gila saja tak melakukan hal gila yang dilakukan Tomi. "Untuk apa?"
Tomi menghentikan kegiatannya, menatap kakaknya yang masih memperhatikan beberapa telur yang telah dia warnai.
"Tidak tahu," katanya dengan wajah tak berekspresi sama sekali.
Septian sempat menghela nafasnya sebelum berujar, "Benar kata Nanda," gumamnya yang berjalan menghampiri sofa. Duduk disebelah Jamal dengan kaki yang saling bertumpu sambil membuka majalah. "Kau itu sepuluh persen jenius, dan sembilan puluh persen idiot,"