Baru akan menyesap minuman dingin yang Chika bawa, sudah mendapat panggilan saja dari atasan. David sengaja ya, tidak memberikan kesempatan untuk Chika minum. Paling tidak, satu tegukan agar tenggorokannya tak terasa kering. Atasan kejam, batin Chika.
Yah, meskipun membatin seperti itu, Chika tetap saja datang pada panggilan itu. Memangnya dirinya rela dipecat secepat itu? Baru juga beberapa hari bekerja disini, tapi hampir setiap harinya Chika menjadi korban kejahilan David. Ingin marah, sayangnya dia pemilik kantor. Tidak marah, semakin dijadikan korban kejahilan. Serba salah Chika itu.
Kedua tangannya sudah membuka pintu besar itu, berjalan mendekati David yang masih saja terlihat tetap fokus pada lembaran-lembaran ditangannya. Diam-diam Chika juga sedang menahan rasa kesalnya.
"Permisi, pak. Apa ada yang bisa saya lakukan?"
Tanpa melihat ke arah presensi Chika sedikitpun, dia berkata, "Nanti jadilah supirku. Aku harus mendatangi suatu tempat," titahnya pada Chika.
