"Dirga," Caroline menghentikan langkah Dirga yang akan memasuki elevator gedung apartemen. "Kenapa kau melepas cincin pertunangan kita?" tanya Caroline yang menarik tangan Dirga begitu saja.
Dengan wajah tegasnya, Dirga berkata, "Kau tahu sendiri, aku memiliki jadwal tampil. Tak mungkin aku menggunakannya, jika akan menarik perhatian awak media," cebiknya yang segera melepaskan tangannya dari genggaman Caroline.
Perempuan itu paham dengan yang Dirga ucapkan. Hanya saja, jadwal mereka itu kebanyakan berselang beberapa hari, seharusnya bisa jika Dirga sehari memakainya. Toh, semua orang juga tak akan mengamati cincin yang ia gunakan. Tapi, Caroline mencoba menahan emosinya, dia tak bisa berkata kasar jika sedang ditempat terbuka seperti ini.
"Baiklah, aku mengerti," dengan senyuman lembut, dia berjalan mendekati rungu Dirga guna berbisik. "Tapi, tidak bisakah kita bermain kuda-kudaan? Malam ini saja, diapartemen milikku," godanya dengan suara lirih.